REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah video yang menunjukkan kumpulan santri yang sedang mengantre vaksin, sedang ramai dibahas di media sosial. Video yang diunggah Politisi Diaz Hendropriyono tersebut memperlihatkan para santri yang menutup telinga saat mendengar musik yang diputar di ruang tunggu.
Respons warganet membanjiri unggahan tersebut. Pasalnya, Diaz dinilai menyindir perilaku para santri. Beberapa warganet juga menilai pengunggah tidak menghormati perbedaan pendapat orang.
Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad menyebut, seharusnya seseorang yang ingin berdemokrasi sudah terbiasa dengan perbedaan pendapat. Setiap orang, kata dia, berhak memiliki pendapat dan seleranya masing-masing.
"Jadi jangan main mengolok-olok, menurut saya, itu pendapat orang kan bebas ya. Mau pendapat apapun boleh, mau mengharamkan, mau tidak itu kan urusan pribadi masing-masing, keyakinan masing-masing yang harus kita hormati. Di dunia ini variasi orang sangat bermacam-macam, jangan saling mengolok-olok,"jelasnya, Selasa (14/9).
Menurutnya, Islam mengajarkan untuk saling menghargai pendapat orang. "Dalam Alquran disebutkan, mungkin yang diolok-olok lebih baik dari yang diolok-olok," katanya.
Dadang mengatakan, terkait tindakan para santri tersebut bisa saja terjadi karena masalah selera musik saja. Bisa juga terjadi karena para santri tersebut sedang berkonsentrasi untuk menjaga hafalannya.
"Saling menghargai, jangan saling mengolok-olok, merendahkan orang, merendahkan pendapat orang. Itu salah satu kesombongan yang tidak disenangi oleh tuhan. Agama apapun tidak menyenangi kesombongan. Kita jangan sampai memperolok, merendahkan orang. Hargai kesenangan orang, minatnya. Itu kalau mau demokrasi ya," ujarnya.