Selasa 14 Sep 2021 19:12 WIB

Jubir Kemenkes : Hadapi Varian Baru dengan Tetap Vaksin

Vaksin akan melindungi masyarakat dari gejala berat bahkan risiko kematian 95 persen

Rep: dian fath risalah/ Red: Hiru Muhammad
Petugas kesehatan mempersiapkan vaksin COVID-19 yang akan disuntikkan pada mahasiswa di Kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh, Selasa (14/9/2021). Vaksinasi bagi mahasiswa dan pegawai kampus kerja sama Dinas Kesehatan, TNI, Polri itu untuk meningkatkan kekebalan tubuh sekaligus mempercepat program vaksinasi nasional dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/RAHMAD
Petugas kesehatan mempersiapkan vaksin COVID-19 yang akan disuntikkan pada mahasiswa di Kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe, Aceh, Selasa (14/9/2021). Vaksinasi bagi mahasiswa dan pegawai kampus kerja sama Dinas Kesehatan, TNI, Polri itu untuk meningkatkan kekebalan tubuh sekaligus mempercepat program vaksinasi nasional dalam rangka penanggulangan pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi terus mengingatkan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap virus Covid-19. Hal ini sebagai langkah antisipasi kemungkinan lonjakan kasus maupun munculnya varian baru."Apa pun varian virusnya, sebagai ikhtiar proteksi kesehatan dari setiap individu, masyarakat diharapkan tetap disiplin mengenakan masker serta tentu adalah menyukseskan dan mengikuti vaksinasi," tegas Nadia dalam Dialog Virtual Semangat Selasa Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Selasa (14/9).

Nadia menekankan, bahwa vaksin akan melindungi masyarakat dari gejala berat bahkan risiko kematian hingga 95 persen. Karena, penularan virus, apa pun variannya, tidak melihat populasi tertentu sehingga setiap orang bisa tertular. " Di dalamnya, termasuk kelompok rentan seperti lansia, anak, dan orang dengan komorbid yang harus diperhatikan,” ujarnya.

Nadia mengungkapkan bahwa varian virus di Indonesia saat ini, 98 persen adalah virus Delta. Namunbegitu tidak tertutup kemungkinan masuknya varian virus baru dari negara lain seperti Mu atau Lamda. “Masyarakat jangan euforia. Cakupan vaksinasi kita belum cukup, jadi kita harus tetap saling mengingatkan dan disiplin protokol kesehatan. Dalam hal ini, pemerintah juga menggunakan aplikasi Peduli Lindungi dalam memantau dan memastikan masyarakat aman saat melakukan kegiatan di ruang publik,” tambah Nadia.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement