Rabu 15 Sep 2021 03:14 WIB

Tingkatkan Peran Aksara Nusantara di Era Industri 4.0

Perlunya membuat platform yang mampu merangkum semua aksara

Tampak peserta webinar menyambut Hari Aksara Internasional yang selalu diperingati setiap tanggal 8 September, dengan mengusung tema Back To The Future: Peran Aksara Nusantara Pada Era Industri 4.0.
Foto: istimewa
Tampak peserta webinar menyambut Hari Aksara Internasional yang selalu diperingati setiap tanggal 8 September, dengan mengusung tema Back To The Future: Peran Aksara Nusantara Pada Era Industri 4.0.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Aksara nusantara atau aksara daerah selalu dipandang sebagai sesuatu yang harus dilestarikan, dilindungi dan dijaga dari kepunahan. Meski itu benar, namun jika terus bergelut dalam pelestarian, aksara nusantara akan sulit dikembangkan apalagi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karenanya perlu upaya digitalisasi.

"Pandi melalui program bertajuk Merajut Indonesia melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN), masih mengedepankan pelestarian aksara. Mulai saat ini, paradigma tersebut akan ditujukan pada upaya penerapan dan pemanfaatan, yaitu bagaimana agar aksara nusantara ikut berperan dalam kemajuan teknologi, terutama di era industri 4.0,” kata Heru Nogroho dalam webinar melalui aplikasi zoom, beberapa waktu lalu. Kegiatan tersebut digelar untuk menyambut Hari Aksara Internasional yang selalu diperingati setiap tanggal 8 September, dengan mengusung tema Back To The Future: Peran Aksara Nusantara Pada Era Industri 4.0.

Ketua Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), Yudho Giri Sucahyo dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan perjalanan panjang yang dimulai sejak tahun lalu. Kerja sama pentaheliks sudah benar-benar terwujud karena ada unsur pemerintah seperti BSN, Kominfo, dan pemerintah daerah. Kemudian dari unsur akademisi dan komunitas pegiat aksara, termasuk rekan-rekan media. "Ini adalah perjalanan panjang yang butuh sinergi banyak pihak,” papar Yudho dalam keterangan tertulisnya.

M. Shidiq Purnama, CRO Pandi menambahkan bahwa ada berbagai kegiatan dari program strategis Pandi, Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN), dari awal hingga akhir, termasuk kegiatan yang akan dilakukan ke depan.  “Saat ini kita fokus mendukung aksara-aksara yang sudah terdaftar di UNICODE agar memenuhi standar ISO dan SNI, sehingga dapat diakui oleh dunia,” kata Shidiq.

Richard Mengko, akademisi ITB menyoroti pentingnya pemahaman Bhinneka Tunggal Ika yang diibaratkan seperti benang yang dirajut menjadi kain.  Dalam kaitannya dengan aksara nusantara, Pandi sebagai inisiator digitalisasi aksara harus mampu membuat platform yang merangkum semua aksara. Demikian pula dalam kurikulum sekolah, pengenalan aksara harus mencakup kekayaan aksara di Indonesia. "Setelah mengetahui keragaman aksara, para siswa dapat lebih spesifik mendalami salah satu aksara,” kata Richard.

Onno W. Purbo, pakar teknologi informasi juga menekankan pentingnya pemanfaatan aksara dalam bidang teknologi informasi. Ada kesempatan bagi aksara nusantara untuk dijadikan bahasa pemrograman komputer dan sistem keamanan. Namun, masalah terbesar saat ini adalah bagaimana agar aksara nusantara menjadi default di berbagai sistem operasi.

Cokorda Rai, Akademisi Universitas Udayana Bali, mengembangkan papan ketik khusus untuk aksara Bali dan mendapat tanggapan baik dari pemerintah dan masyarakat.  Bukan hanya untuk mereka yang tinggal di Bali, mereka yang berada di luar Bali dapat belajar aksara Bali. Meskipun ada tantangan bahwa generasi muda Bali lebih menyukai bahasa Indonesia dan aksara Latin, pembuatan papan ketik dapat memberi peluang bagi siapa pun yang mau belajar aksara Bali. Lebih jauhnya, ini merupakan upaya agar komputer bisa mengenali teks beraksara Bali sehingga menghasilkan informasi yang tepat bagi pengguna. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement