Selasa 14 Sep 2021 21:39 WIB

Danrem: KKB Teroris Lamek Taplo Pakai Senjata TNI

Senjata TNI diduga diambil dari helikopter MI 17 yang jatuh

Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono (tengah) memperlihatkan barang bukti senjata laras panjang jenis M16 dilengkapi pelontar granat (GLM) saat memberikan keterangan penangkapan anggota Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) di Makodam Cenderawasih, Jayapura, Papua, Rabu (8/9/2021). Personel Koramil 1715-05/Batom beserta Linmas Distrik Batom berhasil menangkap dua orang anggota KSTP Ngalum Kupel, pimpinan Lamek Taplo berinisial YU dan KU di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua serta berhasil pengamankan sejumlah barang bukti, diantaranya dua senjata laras panjang M16, satu pucuk senjata Double loop, dua senjata laras panjang rakitan, ponsel, amunisi serta bendera OPM.
Foto: ANTARA/Indrayadi TH/wpa/aww.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Ignatius Yogo Triyono (tengah) memperlihatkan barang bukti senjata laras panjang jenis M16 dilengkapi pelontar granat (GLM) saat memberikan keterangan penangkapan anggota Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) di Makodam Cenderawasih, Jayapura, Papua, Rabu (8/9/2021). Personel Koramil 1715-05/Batom beserta Linmas Distrik Batom berhasil menangkap dua orang anggota KSTP Ngalum Kupel, pimpinan Lamek Taplo berinisial YU dan KU di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua serta berhasil pengamankan sejumlah barang bukti, diantaranya dua senjata laras panjang M16, satu pucuk senjata Double loop, dua senjata laras panjang rakitan, ponsel, amunisi serta bendera OPM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA— Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan menyatakan dari laporan yang diterima kelompok teroris kriminal bersenjata pimpinan Lamek Taplo saat melakukan kontak tembak dengan aparat TNI-Polri di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, membawa 10 pucuk senjata api diduga milik TNI.

Senjata api yang dibawa itu diduga milik TNI-AD yang didapat dari reruntuhan jatuhnya helikopter MI 17 pada 28 Juni 2019 lalu, yang membawa 12 orang prajurit termasuk lima orang anggota Yonif 725/WRG.

Baca Juga

"Kami menduga senjata api yang digunakan berasal dari reruntuhan jatuhnya helikopter," ujar Brigjen TNI Izak Pangemanan, di Jayapura, Selasa (14/9).

Dia menjelaskan, dari laporan yang diterima baku tembak dengan KKB itu berawal saat anggota dari Yonif 403/WP yang tergabung dalam Satgas Pengamanan Perbatasan melihat sekelompok KKB membawa senjata api, sehingga melakukan pengejaran.

Saat mengetahui mereka dikejar langsung melakukan penembakan hingga terjadi baku tembak dan kemudian KKB membakar beberapa fasilitas umum yang ada di Kiwirok, seperti puskesmas, pasar, gedung sekolah dasar, kantor kas BPD Papua, dan rumah warga.

Bahkan, KKB memanah serta menganiaya tenaga kesehatan yang sempat mereka temukan hingga mengalami trauma, kata Pangemanan seraya menambahkan, apa yang dilakukan KKB terhadap tenaga kesehatan di luar peri kemanusiaan.

Saat anggota TNI-Polri masih mencari satu orang tenaga medis yang belum diketahui keberadaannya, sedangkan dua orang yang dilaporkan hilang sudah ditemukan terluka di jurang.

Evakuasi belum dapat dilakukan karena lokasinya yang berada di jurang, dan saat hendak mengevakuasi sempat ditembaki KKB, kata Danrem 172 PWY Brigjen TNI Izak Pangemanan pula.   

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement