Rabu 15 Sep 2021 07:13 WIB

Putra KH Maimun Zubair: Pernyataan Pangkostrad Lampaui Batas

Gus Wafi minta Letjen Dudung meluruskan apa yang disampaikan kepada prajurit TNI AD.

Red: Erik Purnama Putra
Pengasuh Ponpes Ribath Nurul Anwar, Kabupaten Serang, Jawa Tengah, KH Wafi Maimun Zubair atau Gus Wafi (kanan).
Foto: Dok
Pengasuh Ponpes Ribath Nurul Anwar, Kabupaten Serang, Jawa Tengah, KH Wafi Maimun Zubair atau Gus Wafi (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengasuh Ponpes Ribath Nurul Anwar Sragen, KH Wafi Maimun Zubair, meminta klarifikasi terkait pernyataan Panglima Komando Staretgis Angkatan Darat (Pangkostrad), Letjen Dudung Abdurachman. Gus Wafi, sapaan akrabnya, menyebut, Tuhan tidak pernah membenarkan semua agama.

"Pernyataan Pangkostrad Letjen Dudung yang menyatakan semua agama benar adalah pernyataan yang melampaui batas, karena Tuhan tidak pernah membenarkan semua agama," kata Gus Wafi kepada Republika di Jakarta, Rabu (15/9).

Baca juga : Letjen Dudung: Semua Agama Itu Benar di Mata Tuhan

Putra almarhum KH Maimun Zubair tersebut meminta kepada semua pejabat negara untuk berhati-hati jika berbicara di depan publik membawa nama Tuhan. "Karena pesan dari Tuhan tidak disampaikan secara sembarangan dan lewat orang sembarangan. Tapi melalui kitab suci dan rasul utusan," ujar Gus Wafi.

Menurut Mursyid Thoriqoh Syadziliah tersebut, loyalitas dan militansi prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak akan luntur dengan keimanan yang tinggi terhadap Tuhannya. Justru, sambung dia, kepercayaan yang tinggi kepada Tuhan menjadi modal dasar untuk meningkatkan integritas dan profesionalitas prajurit TNI.

"Pernyataan yang membenarkan semua agama benar malah menyakiti umat beragama, karena dalam setiap agama membenarkan ajaran agamanya. Sepertinya dalam Kristen yang meyakini hanya Yesus yang bisa menjadi juru selamat, dan dalam Islam hanya kaum Muslimin yang bisa mendapatkan syafaat Nabi Muhammad SAW, begitu juga agama lain," ucap Gus Wafi.

Dia pun meminta Letjen Dudung harus meluruskan apa yang disampaikan kepada prajurit TNI AD. "Misalkan mengganti dengan kalimat semua agama benar di mata negara, atau kalimat lain yang lebih pas. Dikhawatirkan apa yang disampaikan komandan dalam doktrin TNI sesuatu yang pasti benar dan tidak pernah salah," ujar Gus Wafi.

Dia menyebut, masalah toleransi dan kerukunan umat beragama di Indonesia sudah banyak yang mengurus. Gus Wafi pun meminta Letjen Dudung fokus terhadap tugasnya, bukan malah mengurusi masalah agama. "Sehingga TNI tidak perlu khawatir, dan  bisa lebih fokus menjaga pertahanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Gus Wafi.

Baca juga : BUMN Dukung Densus 88 Ungkap Terduga Teroris di Kimia Farma

Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman melaksanakan kunjungan kerja ke Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) 9/Lang-Lang Bhuana Kostrad di Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin (13/9). Salah satu pesannya kepada prajurit TNI, Dudung meminta mereka menghindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.

"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan," ucap eks Gubernur Akmil tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement