REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Departemen Keamanan Dalam Negeri Singapura (ISD) mengatakan pada Selasa (14/9) saat ini tidak ada ancaman teroris dilaporkan akan menyerang Singapura. Hal ini diungkapkan setelah Kementerian Luar Negeri Jepang mengeluarkan peringatan tentang kemungkinan serangan teroris melalui kedutaannya di negara-negara Asia Tenggara.
Jepang memperingatkan warganya ada peningkatan risiko seperti bom bunuh diri di tempat ibadah atau tempat umum yang ramai. Pemberitahuan tersebut dikirim ke warga negara Jepang di Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Myanmar.
Menanggapi peringatan Jepang tersebut, ISD mengatakan mereka telah berkomunikasi dengan pemerintah Jepang. Menurut ISD, Jepang tidak memiliki informasi dari intelijen tentang ancaman teror yang spesifik. ISD menyebut saat ini tidak ada informasi ancaman khusus atau informasi intelijen yang kredibel tentang ancaman teroris di Singapura.
"Kami telah menghubungi rekan-rekan Jepang dan mereka juga tidak memiliki informasi dari intelijen tentang ancaman khusus. Anggota masyarakat harus tetap waspada dan segera menghubungi hotline Kontra-Terorisme ISD 1800-2626-473 (1800-2626-ISD) atau melaporkan melalui aplikasi SGSecure jika mereka menemukan orang atau aktivitas yang mencurigakan," kata ISD dilansir Channel News Asia, Rabu (15/9).
Kantor berita Malaysia Bernama pada Selasa melaporkan Menteri Pertahanan senior Hishammuddin Hussein mengatakan peringatan Jepang didasarkan pada platform media dan tidak memiliki dasar yang kuat. Hishammuddin menambahkan intelijen angkatan bersenjata Malaysia dan polisi telah mengonfirmasi bahwa peringatan itu tidak berdasar.
The Associated Press (AP) melaporkan peringatan tersebut membuat negara-negara Asia Tenggara menjadi bingung. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Tanee Sangrat, menjelaskan Jepang belum mengungkapkan asal usul peringatan itu. Menurutnya, kedutaan Jepang tidak memiliki rincian lebih lanjut. Wakil juru bicara polisi Kissana Pathanacharoen mengatakan badan keamanan Thailand tidak memiliki informasi tentang kemungkinan ancaman teror.
Departemen Luar Negeri Filipina mengatakan tidak mengetahui adanya informasi tentang ancaman yang meningkat. Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah membantah bahwa ada peringatan ancaman teror yang disebarkan kepada warga Jepang di Indonesia.