Rabu 15 Sep 2021 13:10 WIB

Indonesia Tambah Pasar Ekspor Telur Tetas ke Myanmar

Sebanyak 65.880 butir telur ayam PS broiler dengan nilai Rp 1,27 miliar di ekspor

 Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) melepas ekspor telur tetas atau hatching egg (HE) ke Myanmar.
Foto: Kementan
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) melepas ekspor telur tetas atau hatching egg (HE) ke Myanmar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) melepas ekspor telur tetas atau hatching egg (HE) ke Myanmar bersama perusahaan pembibit unggas PT Januputra Sejahtera.

PT Januputra Sejahtera berhasil melakukan ekspor perdananya dengan mengekspor HE sebanyak 65.880 butir telur ayam PS broiler dengan nilai sekitar 89.273,99 dolar AS atau setara Rp 1,27 miliar dengan tujuan Bel Ga Ltd, Myanmar.

Baca Juga

"Kami menyampaikan terima kasih kepada perusahaan yang tak kenal lelah memproduksi unggas bahkan bisa untuk memenuhi pasar ekspor," ujar Direktur Jenderal PKH, Nasrullah.

Ia menambahkan, upaya ekspor yang dilakukan oleh PT Januputra, selain menunjukkan kemampuan peternak dalam negeri untuk bersaing di pasar global, hal ini juga bisa diasumsikan sebagai antisipasi terjadinya over supply produksi ayam broiler yang kerap terjadi beberapa tahun terakhir.

"Ekspor kali ini merupakan salah satu hadiah dalam rangka bulan bakti PKH, agar ini menjadi inspirasi dan semangat  bagi peternak, khususnya peternak unggas, untuk tetap semangat menjadi pahlawan pangan Indonesia," papar Nasrullah.

photo
Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) melepas ekspor telur tetas atau hatching egg (HE) ke Myanmar bersama perusahaan pembibit unggas PT Januputra Sejahtera. - (Kementan)

 

Ia menyebutkan, ekspor unggas ke dunia internasional tidak terlepas dari kondisi bahwa saat ini kompartementalisasi bebas flu burung Indonesia telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sesuai dengan standar internasional.

Hal ini dapat dibuktikan dengan telah diterbitkannya daftar unit usaha kompartemen bebas flu burung Indonesia di website OIE. Maka, dengan begitu pasar di Asia Tenggara semakin terbuka, terutama di negara Vietnam dan Myanmar karena kedua negara tersebut membutuhkan 1,7 juta butir HE dalam satu tahun.

"Terkait dengan adanya peluang untuk mengisi pasar HE di Vietnam, prmerintah Indonesia melalui jalur diplomatik akan terus  mendorong pemerintah Vietnam untuk saling bekerja sama dengan memberi akses ekspor HE Indonesi untuk calon buyer di Vietnam," tutur Nasrullah.

Komisaris PT Januputra Sejahtera, Singgih Januratmoko, menjelaskan bahwa peluang pasar perusahaannya untuk ekspor HE pada 2022 ke Myanmar memang cukup tinggi, yaitu sebesar 622.500 butir.

Sementara, pada tahun 2021 setelah ekspor perdana tanggal awal September lalu, ditargetkan pada November 2021 akan mengekspor kembali sebanyak 31 ribu butir HE, dan pada Bulan Desember sebanyak 65.880 butir HE.

"Ekspor tersebut menjadi kabar bagus di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang melanda tidak saja hanya Indonesia, tapi dunia," tandas Singgih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement