Rabu 15 Sep 2021 14:14 WIB

Usai Uji Rudal Jarak Jauh, Korut Tembakkan Rudal Balistik

Pengamat menilai rudal tersebut dapat menjadi senjata Korut yang bisa membawa nuklir

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Peluncuran rudal Korut. Ilustrasi.
Foto: EPA
Peluncuran rudal Korut. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (Korsel) mengatakan Korea Utara (Korut) melepaskan proyektil tidak dikenal dari pantai timur. Tembakan ini dilepaskan beberapa hari setelah Pyongyang menggelar uji coba rudal jarak jauh.

Pada Rabu (15/9) pasukan penjaga pantai Jepang juga mengatakan ada sebuah objek yang mungkin rudal balistik yang ditembakkan Korut. Militer Korsel dan penjaga pantai Jepang tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Baca Juga

Tembakan ini dilakukan setelah Korut mengatakan telah berhasil melakukan uji coba rudal jarak jauh pada pekan lalu. Mereka mengatakan rudal tersebut adalah 'senjata strategis yang berdampak signifikan'.

Para pengamat menilai rudal tersebut dapat menjadi senjata pertama Korut yang memiliki kemampuan membawa nuklir. Pyongyang terus mengembangkan program senjata saat perundingan mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea mengalami kebuntuan.

Pada Selasa (14/9) kemarin perwakilan nuklir Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Korea Selatan (Korsel) menggelar pertemuan di Tokyo membahas program nuklir dan rudal Korut. Satu hari sebelumnya pada Senin (13/9), media pemerintah Korut mengumumkan negara itu berhasil menggelar uji coba rudal jarak jauh.

"Perkembangan terbaru di DPRK (Republik Demokratik Rakyat Korea) mengingatkan pentingnya komunikasi dan kerja sama tiga negara," kata perwakilan khusus AS untuk Korut, Sung Kim, dalam pidato pembukaannya.

Ia menyebut Korut dengan nama resminya Republik Demokratik Rakyat Korea atau DPRK. Tiga negara telah membahas cara untuk mengakhiri kebuntuan untuk mengakhiri program rudal balistik dan senjata nuklir Korut yang memicu sanksi internasional.

Dalam pertemuannya dengan perwakilan khusus Jepang Takehiro Funakoshi dan perwakilan khusus Korsel Noh Kyu-duk itu, Kim mengatakan Washington masih terbuka untuk membuat kesepakatan diplomasi dengan Korut. Gedung Putih mengatakan siap terlibat dengan Pyongyang meski uji coba rudal baru-baru ini.

Namun pemerintah Presiden AS Joe Biden tidak menunjukkan tanda-tanda bersedia melonggarkan sanksi-sanksi yang dijatuhkan ke Pyongyang. Korut mengatakan tidak ada tanda-tanda AS akan mengubah arah kebijakannya.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement