Agustus 2021, Ekspor Jatim Meningkat 16,96 Persen
Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Suasana aktivitas bongkar muat kontainer dari kapal yang bersandar di Dermaga Internasional PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Surabaya, Jawa Timur. | Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistika (BPS) Jawa Timur mencatat terjadinya peningkatan ekspor sepanjang Agustus 2021. Jika dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor Jatim meningkat sebesar 16,96 persen, yaitu dari 1,69 miliar dolar AS menjadi 1,98 miliar dolar. Begitupun dibanding Agustus 2020, nilai ekspor Jatim tercatat meningkat 37,97 persen.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan menyatakan, peningkatan nilai ekspor Jatim dibanding bulan lalu, disebabkan peningkatan kinerja ekspor sektor nonmigas. Apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 18,18 persen, yaitu dari 1,63 miliar dolar menjadi 1,93 miliar dolar.
"Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 97,18 persen dari total ekspor bulan ini," kata Dadang saat menggelar konferensi pers secara virtual, Rabu (15/9).
Dadang melanjutkan, untuk nilai ekspor sektor migas pada Agustus 2021 justru mengalami penurunan 13,57 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 64,68 juta dolar menjadi 55,90 juta dolar. Meski demikian, peranan ekspor sektor migas hanya menyumbang 2,82 persen pada total ekspor Jatim sepanjang Agustus 2021.
Jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang (HS) dua digit, sepanjang Agustus 2021, golongan barang Lemak dan Minyak hewan/ nabati (HS 15) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jatim dengan nilai transaksi sebesar 241,89 juta dolar. Meningkat 44,58 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 167,30 juta dolar.
"Golongan komoditas ini berkontribusi sebesar 12,56 persen pada total ekspor nonmigas Jatim bulan ini dan paling banyak diekspor ke Tiongkok dengan nilai 71,27 juta dolar," ujar Dadang.
BPS Jatim juga mencatat terjadinya kenaikan impor sepanjang Agustus 2021. Impor Jatim mengalami peningkatan sebesar 9,94 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 2,13 miliar dolar menjadi 2,34 miliar dolar. Peningkatan disebabkan kinerja impor sektor migas dan sektor nonmigas Jatim yang sama-sama mengalami peningkatan.
Impor migas Jatim pada Agustus 2021 mengalami peningkatan 9,73 persen, dari 452,44 juta dolar menjadi 496,44 juta dolar. Impor migas menyumbang 21,19 persen dari total impor Jatim pada Agustus 2021.
Begitu pun nilai impor nonmigas yang mengalami peningkatan 10,00 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya, dari 1,68 miliar dolar menjadi 1,85 miliar dolar. "Impor nonmigas menyumbang 78,81 persen pada total impor Agustus 2021 ke Jatim," kata Dadang.
Ditambahkan, golongan barang gandum-ganduman (HS 10) merupakan komoditas utama impor Jawa Timur pada Agustus 2021, dengan nilai transaksi sebesar 160,72 juta dolar. Naik sebesar 70,82 persen dari bulan sebelumnya yang hanya 94,09 juta dolar.
Kelompok barang ini mempunyai peranan 8,71 persen dari total impor nonmigas Jatim bulan ini dan utamanya diimpor dari Australia sebesar 65,40 juta dolar. Berdasarkan catatan tersebut, neraca perdagangan Jatim sepanjang Agustus 2021 mengalami defisit sebesar 360,88 juta dolar.
Secara kumulatif, sepanjang Januari hingga Agustus 2021, neraca perdagangan Jatim juga masih mengalami defisit sebesar 2,60 miliar dolar.