REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kesuksesan industri kreatif Korea Selatan (Korsel) di pasar global tidak sekonyong-konyong hadir begitu saja tapi melalui sejarah panjang. Belajar dari kesuksesan tersebut, Indonesia dinilai sangat memiliki potensi untuk berkembang menembus pasar internasional.
Menurut Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Korsel Umar Hadi, peluang dan potensi untuk menuju kancah internasional sudah ada pada diri bangsa Indonesia. Selanjutnya tinggal bagaimana pemerintah, pelaku industri kreatif, pencipta konten, hingga seniman dapat memanfaatkan potensi tersebut.
"Industri kreatif Korsel mulai bangkit sejak 1980-an. Mungkin sekitar 10-20 tahun lagi Indonesia bisa mengikuti jejak Korsel dalam menumbuhkan industri kreatifnya karena kita punya potensi lebih," ujar Dubes Umar Hadi kepada Republika belum lama ini.
Dia menyebutkan beberapa potensi yang dapat tumbuh seiring perkembangan zaman dan teknologi di dunia ini termasuk di Tanah Air. Ditilik dari modal keragaman budaya yang lebih kaya berbanding dengan Korsel, Indonesia secara konstitusional mempertahankan keanekaragaman budaya yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Sementara rakyat Korsel cenderung homogen yang sudah terbentuk menjadi satu budaya ribuan tahun lalu.
"Artinya apa, sumber-sumber inspirasi untuk pengembangan program-program budaya dan produk-produk kreatif kita jauh lebih beragam dan lebih kaya," ujar Dubes Hadi.
Potensi Indonesia untuk mendongkrak industri kreatif juga muncul pada talenta-talenta individunya. Secara kuantitas talenta yang dimiliki Indonesia jauh lebih banyak dan beragam karena penduduk muda Indonesia jumlahnya lebih banyak. Menurut Umar Hadi banyak talenta-talenta muda Indonesia mampu berkreasi yang menampilkan karya-karya monumental dan abadi sepanjang masa.
"Selain itu kita memiliki pasar yang besar, bahkan di dalam negeri pasar kita sudah hidup. Berbeda dengan di Korsel yang harus mencari pasar di luar negeri karena di dalam negerinya terbatas," katanya.
Namun untuk menggali potensi-potensi tersebut, terdapat satu hal yang penting yakni infrastruktur untuk membangun para pelaku industri kreatif dalam mengembangkan talentanya. Indonesia dirasa kurang memiliki infrastruktur yang tangguh untuk membangun kebebasan berekspresi.
Infrastruktur yang dimaksud seperti pendidikan, fasilitas berkesenian yang baik, sarana dan prasarana yang layak untuk industri kreatif, hingga alat-alat yang mendukung proses produksi industri kreatif. Berdasarkan pemantaunya menjadi Dubes RI untuk Korsel sejak 2017, Umar Hadi mencontohkan gedung-gedung pertunjukan seni yang layak dan bagus hingga ke pelosok daerah di Korsel.
"Infrastruktur sangat penting untuk berdiri di sebuah negara agar kegelisahan para seniman dalam menuangkan ide kreatifnya dapat bersinergi," ujarnya. Infrastruktur itu pun harus didukung oleh teknik produksi yang mumpuni. "Jadi runut ada kombinasi ide, teknik, dan materi," tukasnya.