REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kelompok masyarakat sipil melaporkan 1.089 orang tewas sejak militer Myanmar melakukan kudeta selama lebih dari tujuh bulan silam. Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) mengungkapkan terdapat penambahan satu korban asal Kotapraja Patheingyi, Mandalay, yang tewas pada 12 September.
Berdasarkan data AAPP, sebanyak 6.477 orang masih ditahan hingga 14 September dan 275 orang dijatuhi hukuman secara langsung. Menurut laporan AAPP, pasukan junta masih menangkap anggota keluarga dari target mereka ketika tidak dapat menemukan orang yang dicari.
AAPP mengatakan pasukan junta menangkap anak Maung Nyo, anggota parlemen di Negara Bagian Shan, sebagai sandera ketika tidak dapat menemukan Maung Nyo, pada 12 September. Pasukan junta juga menangkap dan memukuli tiga anggota keluarga dari seorang polisi bernama Yan Naing Linn.
Menurut AAPP, hal itu terjadi ketika pasukan junta tidak dapat menemukan Yan Naing Linn yang terlibat dalam Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM).
Myanmar diguncang kudeta sejak 1 Februari di mana militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.