REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyatakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bukanlah perubahan kecil. Untuk itu, dibutuhkan dukungan para rektor perguruan tinggi untuk terus bersama-sama mendorong transformasi pendidikan.
“Merdeka Belajar Kampus Merdeka bukan perubahan yang kecil, ini perubahan yang besar. Dengan harapan bisa mengejar ketertinggalan dan bahkan lompat melampaui negara-negara maju,” ujar Nadiem dalam siaran pers, Rabu (15/9)
Nadiem menjelaskan, arah program MBKM dapat diketahui dengan melihat delapan Indikator Kinerja Utama atau IKU. Indikator-indikator tersebut yakni lulusannya mendapat pekerjaan layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus, dan praktisi mengajar di dalam kampus.
Kemudian, indikator berikutnya, yakni hasil kerja dosen yang digunakan oleh masyarakat, program studi bekerja sama dengan mitra kelas dunia, kelas yang kolaboratif dan partisipatif, dan terakhir memiliki program studi berstandar internasional. Untuk mencapai semua itu, Nadiem menyampaikan, ada berbagai bantuan yang ada pada program Kampus Merdeka bagi perguruan tinggi.
"Diketahui, biaya dan sistem regulasi menjadi faktor penghambat jalannya Kampus Merdeka. Oleh karena itu Kemendikbudristek secara proaktif memberikan solusi," ujar Mendikbudristek.
Pada pertemuan tersebut, Mendikbudristek juga mengapresiasi para rektor perguruan tinggi yang telah bekerja keras mengimplementasikan MBKM dengan berbagai tantangan di masa pandemi Covid-19. Menurut dia, kemerdekaan bagi mahasiswa berarti kerumitan bagi perguruan tinggi.
"Tentu saja kemerdekaan bagi mahasiswa, itu berarti kerumitan bagi perguruan tinggi. Namun, kita perlu untuk terus mengupayakan perbaikan-perbaikan ada sistem pendidikan tinggi dan kualitas lulusannya," kata dia.