REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar perombakan kabinet mengemuka setelah Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung ke koalisi pemerintahan. Pengamat politik Indria Samego namun menilai Presiden Joko Widodo hanya mengetes atau testing the water terkait isu perombakan kabinetnya.
“Testing the water untuk mengetahui dinamika popitik kawan dan lawan. Bahasa Jawanya, jangan gege mangsa alias tidak terburu-buru," katanya saat dihubungi Republika, Rabu (15/9).
Ia menambahkan, orang-orang sekitar Joko Widodo saja yang terlalu yakin jika kepala negara akan melakukan penggantian kabinet. Artinya, dia menilai tak ada urgensinya sekarang untuk melakukan perombakan.
Jadi reshuffle yang berhembus itu hanya kabar angin. Menurutnya tak ada urgensi melakukannya karena semua menterinya sudah patuh pada keputusan presiden.
"Ya begitulah, dalam sistem presidensial, kekuasaan terpusat di tangan RI 1. Grudag grudug politisi diundang ke istana kemarin adalah upaya konsolidasi politik," ujarnya.
Isu perombakan kabinet muncul setelah sukarelawan Jokowi Mania, Joman, dengan ketua Immanuel Ebenezer mengatakan Presiden akan melakukan perombakan kabinet dalam waktu dekat. PAN sendiri sudah menyatakan akan mengajukan nama jika ada permintaan menteri dari kubunya.