REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sundance Film Festival:Asia 2021 akan segera digelar secara virtual pada 23-25 September mendatang. Acara yang dihadirkan oleh Sundance Institute, XRM Media, dan IDN Media, telah resmi mengumumkan berbagai program film dan panel diskusi.
Ditayangkan secara khusus untuk penonton Indonesia, festival ini juga akan memutar 8 film pilihan yang terdiri dari 4 film naratif dan 4 film dokumenter. Apa saja? Berikut daftar filmnya menurut keterangan resmi yang diterima republika.co.id, Kamis (16/9).
1. Amy Tan: Unintended Memoir (Sutradara: James Redford)
Novel debut karya penulis Amy Tan yang berjudul "The Joy Luck Club" (1989) berhasil mengantarkannya kepada sebuah kesuksesan besar. Amy Tan pun menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di bidang sastra di Amerika. Film ini merupakan potret intim dari seorang penulis inovatif, dengan gambar dan wawancara eksklusif, yang menceritakan tentang kehidupan dan perjalanan karier penulis Amy Tan yang begitu inspiratif.
2. The Dog Who Wouldn't Be Quiet
Film ini bercerita tentang Sebastián, pria cerdas yang bekerja sebagai desainer grafis yang kini sedang mencoba mencari pekerjaan part-time. Sayangnya, segala sesuatu menjadi lebih sulit karena dirinya tak diizinkan untuk membawa anjingnya ke kantor. Ia terpaksa meninggalkannya di rumah, yang akhirnya membuat para tetangganya geram karena gonggongan anjing Sebas yang sangat berisik.
Film naratif yang disutradarai Ana Katz ini banyak mengandung simbol yang sebetulnya merupakan representasi dari nilai kehidupan.
3. Try Harder
Film dokumenter karya Debbie Lum bercerita tentang para senior di Lowell High School, sebuah SMA negeri di San Francisco, yang sudah mulai stres! Saat tengah mempersiapkan aplikasi ke perguruan tinggi yang begitu menguras emosi, para senior sangat menyadari persaingan ketat yang akan mereka hadapi untuk dapat masuk ke perguruan tinggi impian mereka. Mereka meneliti bagaimana setiap detail aplikasi mereka. Mulai dari kelas mereka, kegiatan ekstrakurikuler, hingga identitas ras mereka.
Dengan sentuhan humor, sutradara Debbie Lum membawa kita ke realitas proses aplikasi perguruan tinggi di Amerika dan bagaimana ras serta kelas sosial dapat mempengaruhi kesempatan pendidikan seseorang.