REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagaimana diketahui, ia dan suaminya adalah pasangan yang belum dikaruniai anak. "Mengapa anak ini bisa kelewat tak tersembelih?" tanya Fir 'aun keheranan.
Tak lama, ia bangkit lalu pergi. Sebab, ia mimpi melihat sebuah kobaran api yang datang menghampirinya dari arah Baitul Maqdis. Api itu lantas membakar kota Mesir dan menghabiskan seluruh penjurunya. Karena penasaran, Fir'aun segera menanyakan tafsir mimpinya itu kepada juru ramal.
Mereka menjawab, "Akan lahir seorang bayi dari kalangan Bani Israil dan akan menghancurkan kota Mesir." Atas dasar penjelasan mereka, Fir'aun pun memerintahkan bala tentaranya untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil sesaat setelah dilahirkan.
Tak berselang lama, para algojo Fir'aun datang menemui Asiah. Mereka meminta sang bayi darinya. Namun, ia mempertahankan dan malah memarahi mereka, "Pergilah kalian dari hadapanku. Aku tidak akan memberikan bayi ini kepada siapa pun."
"Bayi itu pasti berasal dari Bani Israil," desak mereka.
Asiah bersikukuh mempertahankan, "Sesungguhnya, anak ini tidak menambah anak-anak Bani Israil."
Setelah berkata demikian, Asiah langsung menemui suaminya. la meminta pertolongan dan belas kasihnya, sebagaimana yang terekam dalam Al-Qur'an, Dan istri Fir'aun berkata, "(la) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan ia bermanfaat kepada kita atau kita ambil ia menjadi anak," sedang mereka tiada menyadari (al-Qashash [28]: 9).
Sambil marah, Fir'aun menjawab, "Anak itu hanyalah penyejuk hatimu. Sedangkan aku tak membutuhkannya sama sekali." Bersambung....
Baca Juga: Pengasuh Nabi Musa: Asiah binti Muzahim (5-Habis)