REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Rabu (15/9) merombak jajaran kabinetnya dan mengganti beberapa menteri senior. Perombakan jajaran kabinet dilakukan karena muncul kritik yang menilai pemerintah lambat dalam menangani pandemi Covid-19.
Menteri Luar Negeri Dominic Raab akan digantikan dengan mantan menteri perdagangan Liz Truss. Pergantian menteri luar negeri menggarisbawahi alasan di balik perombakan tersebut. Johnson memindahkan mereka yang melakukan kesalahan karena telah membuat pemerintah dihantam kritik dan mempromosikan mereka yang telah menghindari krisis.
“Kabinet yang saya tunjuk hari ini akan bekerja tanpa lelah untuk menyatukan dan menaikkan level seluruh negeri. Kami akan membangun kembali dengan lebih baik dan memenuhi prioritas Anda. Sekarang mari kita lanjutkan pekerjaan," kata Johnson.
Truss merupakan sosok favorit di Partai Konservatif. Ketika menjabat sebagai menteri perdagangan, dia menyelesaikan sejumlah kesepakatan perdagangan sejak Inggris meninggalkan Uni Eropa. Dia adalah wanita kedua yang menjabat sebagai menteri luar neger, setelah Margaret Beckett yang menjabat dari 2006-2007 di pemerintahan Partai Buruh.
Raab telah menghadapi seruan untuk mengundurkan diri karena dia memilih pergi berlibur ke Kreta ketika Taliban menguasai Kabul. Raab kini menjabat sebagai menteri di Kementerian Kehakiman.
Michael Gove, yang dipandang sebagai pemain kunci dalam pemerintahan Johnson, dipindahkan ke Kementerian Perumahan. Sebelumnya Gove menjabat di Kantor Kabinet, yaitu sebuah departemen di pusat pemerintahan yang mendorong implementasi kebijakan. Gove digantikan oleh Stephen Barclay, yang merupakan mantan menteri Brexit.
Langkah Raab dan Gove mengikuti pemecatan tiga orang lainnya yaitu Menteri Pendidikan Gavin Williamson, Menteri Kehakiman Robert Buckland, dan Menteri Perumahan Robert Jenrick.
Buckland tidak melakukan kesalahan atau dikritik atas pengambilan keputusannya, tetapi tergerak untuk memberi jalan bagi Raab. Kejatuhan Williamson telah diperkirakan secara luas. Dia dikritik karena penanganannya terhadap penutupan sekolah dan ujian selama pandemi Covid-19. Sementara Jenrick mendapat kecaman atas perannya dalam pembangunan satu miliar pound yang diusulkan oleh donor Partai Konservatif.
Selain itu, Menteri Iklim Anne-Marie Trevelyan pindah ke Kementerian Perdagangan. Dua menteri yang tetap berada di posnya adalah Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Brexit David Frost.
Perombakan kabinet Johnson dinilai dapat memuluskan rencananya untuk menaikkan pajak sebagai langkah mengatasi krisis dalam perawatan kesehatan dan sosial. Rencana ini menuai kritik karena dapat merugikan masyarakat berpenghasilan rendah.