Kamis 16 Sep 2021 13:11 WIB

Sekjen PBB Pesimistis Bisa Selesaikan Krisis di Afghanistan

Kapasitas PBB untuk menyelesaikan krisis di Afghanistan sangat terbatas.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Antonio Guterres
Foto: AP/K.M. Chaudary
Antonio Guterres

REPUBLIKA.CO.ID, NEWYORK -- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menilai, anggapan PBB dapat menyelesaikan krisis Afghanistan hanya sebuah 'fantasi'. Menurutnya, kapasitas lembaga internasional itu dalam memediasi agar Taliban membentuk pemerintahan yang lebih inklusif sangat terbatas.

"Mengingat dengan semua sumber daya mereka telah gagal memperbaiki masalah di Afghanistan, kini mengira tanpa dana dan pasukan kami dapat mengatasi masalah yang tidak dapat diselesaikan selama puluhan tahun itu hanya fantasi," kata Guterres, Kamis (16/9). 

Baca Juga

Sejak serangan teroris 9/11, sejumlah negara mengirimkan ribuan tentara ke Afghanistan dan menghabiskan banyak uang selama 20 tahun. Amerika Serikat (AS) menghabiskan sekitar 1 triliun dolar AS di Afghanistan. Tetapi akhirnya pemerintah Afghanistan yang Negeri Paman Sam ambruk tepat sebelum militer AS mundur dari negara itu dan kekuasaan kembali jatuh ke tangan Taliban.

Ia mengatakan, PBB akan melakukan semua yang dapat dilakukan untuk Afghanistan yang menurutnya 'berada di ambang bencana kemanusiaan'. PBB, jelasnya, memutuskan untuk terlibat di Taliban demi membantu sekitar 36 juta populasi Afghanistan.

Sebelum Taliban berhasil merebut Ibukota Kabul, setengah dari penduduk Afghanistan sudah bergantung pada bantuan. Tampaknya jumlah orang membutuhkan bantuan semakin bertambah setelah kekeringan dan kelangkaan pangan.

Organisasi pangan PBB (WFP) memperingatkan sekitar 14 juta warga Afghanistan di ambang kelaparan.

Baca juga : Stasiun Radio di Afghanistan Mulai Tumbang

Pemerintahan inklusif

Guterres mendukung upaya meyakinkan Taliban agar membentuk pemerintahan yang lebih inklusif dibanding pemerintahan mereka 20 tahun yang lalu.

Namuna, ia mengakui kapasitas PBB untuk memediasi hal tersebut kecil. PBB menurut Guterres, harus fokus pada posisinya sebagai organisasi internasional yang membantu rakyat Afghanistan.' "Anda tidak bisa mengharapkan keajaiban," katanya.

Menurutnya, bantuan kemanusiaan harus digunakan sebagai instrumen menyakinkan Taliban untuk menghormati hak asasi manusia termasuk hak perempuan.

Pekan ini, pemerintah di seluruh dunia menjanjikan bantuan senilai 1 miliar dolar AS untuk Afghanistan dan program pengungsi di negara-negara tetangganya. Guterres juga meminta pemerintah memastikan 'tidak mencekik' sepenuhnya perekonomian Afghanistan.

Reaksi dunia pada susunan kabinet Afghanistan yang berisi orang lama dan ulama garis keras Taliban cukup tenang. Belum ada tanda-tanda masyarakat internasional akan mengakuinya atau memblokir cadangan devisa senilai 9 miliar dolar AS yang disimpan di luar Afghanistan.

"Harus ada cara untuk menyuntikkan dana ke perekonomian Afghanistan agar perekonomian tidak ambruk dan masyarakat tidak mengalami situasi dramatis, yang mungkin memaksakan jutaan orang pergi," kata Guterres.

Baca juga : Diplomat Era Ashraf Ghani Minta Dunia tak Akui Taliban

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement