Kamis 16 Sep 2021 13:31 WIB

PM Haiti Ganti Menteri Kehakiman dan Sekjen Dewan Menteri

Dua pejabat Haiti diganti karena tak mau bekerja sama dengan perdana menteri

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Seorang polisi berbicara kepada seorang pemrotes selama hari protes ketika upeti dibayarkan kepada Presiden Jovenel Moise yang terbunuh, di Cap-Haitien, Haiti, 22 Juli 2021. Para pengunjuk rasa yang menuntut keadilan bagi Moise mendirikan api unggun dan barikade di berbagai titik kota, di utara negara itu, tempat presiden dilahirkan. Sejauh ini, 26 orang telah ditangkap karena diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut.
Foto: EPA-EFE/Orlando Barria
Seorang polisi berbicara kepada seorang pemrotes selama hari protes ketika upeti dibayarkan kepada Presiden Jovenel Moise yang terbunuh, di Cap-Haitien, Haiti, 22 Juli 2021. Para pengunjuk rasa yang menuntut keadilan bagi Moise mendirikan api unggun dan barikade di berbagai titik kota, di utara negara itu, tempat presiden dilahirkan. Sejauh ini, 26 orang telah ditangkap karena diduga terlibat dalam pembunuhan tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Perdana Menteri (PM) Haiti Ariel Henry pada Rabu (15/9) mengganti menteri kehakiman dan seorang pejabat senior yang mengundurkan diri. Keduanya mundur dari pemerintahan Haiti karena tidak mau bekerja dengan perdana menteri yang dicurigai terlibat dalam pembunuhan Presiden Jovenel Moise.

Henry mengganti Menteri Kehakiman Rockfeller Vincent dengan Menteri Dalam Negeri Liszt Simply. Sementara Sekretaris Jenderal Dewan Menteri Haiti, Renald Luberice, digantikan oleh Josue Pierre-Louis. Pierre-Louis seorang teknokrat veteran yang menjabat sebagai Koordinator Umum Kantor Manajemen dan Sumber Daya Manusia (OMRH) sejak 2017.

Baca Juga

Luberice mengundurkan diri setelah menjabat lebih dari empat tahun. Dia mundur ketika muncul bukti baru dalam penyelidikan. Bukti itu menduga Henry dengan mantan pejabat Kementerian Kehakiman adalah salah satu tersangka utama di balik pembunuhan Moise. Dalam sebuah surat yang dibagikan di media sosial pada Rabu, Luberice mengatakan,dia tidak dapat melayani seseorang yang tidak berniat untuk bekerja sama dengan keadilan dan melakukan segala cara untuk menghalangi penyelidikan.

Jaksa mengatakan sebuah catatan telepon menunjukkan Henry dan pejabat Kementerian Kehakiman berbicara dua kali sekitar pukul 04.00 pada 7 Juli. Pembicaraan berlangsung beberapa jam setelah Moise ditembak mati di kediamannya di Port-au-Prince.

Henry telah membantah terlibat dalam pembunuhan Presiden Moise. Henry menuding tuduhan tersebut memiliki motif politik untuk menjatuhkannya. Henry mencopot kepala jaksa Haiti yang telah berusaha untuk mendakwanya sebagai tersangka.

Baca juga : Sekjen PBB Pesimistis Bisa Selesaikan Krisis di Afghanistan

Lebih dari 40 orang termasuk 18 warga Kolombia telah ditahan sebagai bagian dari penyelidikan pembunuhan Moise. Beberapa pejabat pengadilan bersembunyi setelah mereka menerima ancaman pembunuhan. Selain itu, hakim yang ditugaskan untuk mengusut kasus tersebut telah mengundurkan diri.

Beberapa hari sebelum dibunuh, Moise menunjuk Henry sebagai perdana menteri. Pengangkatan Henry merupakan upaya untuk meredakan ketegangan politik yang menyebabkan krisis konstitusional dan politik yang besar.

Upaya Moise untuk mengadakan pemilihan dan referendum konstitusional mendapatkan pertentangan karena terlalu partisan. Kritikus menyebut hal itu sebagai upaya terselubung untuk melegalkan kediktatoran. Pendukung Moise mengatakan dia ditentang karena mengejar elite penguasa yang korup dan berusaha untuk mengakhiri hak istimewa yang tidak semestinya.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement