Kamis 16 Sep 2021 13:46 WIB

Erick Ungkap Potensi Lapangan Kerja Baru lewat Warung Pangan

Warung pangan memberikan dorongan tambahan bagi kemajuan UMKM.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri BUMN Erick Thohir menyaksikan peluncuran produk bersama Warung Pangan di Komplek Pergudangan BGR Logistics Divre Jakarta Utara, Kamis (16/9).
Foto: Tangkapan layar
Menteri BUMN Erick Thohir menyaksikan peluncuran produk bersama Warung Pangan di Komplek Pergudangan BGR Logistics Divre Jakarta Utara, Kamis (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut aplikasi warung pangan milik PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistics sebagai sebuah terobosan dalam membangun ekosistem pangan terintegrasi. Erick menilai penyerapan hasil produksi petani, peternak, dan nelayan hingga membuka akses pasar dalam platform aplikasi warung pangan menjadi bentuk transformasi digital yang patut diapresiasi.

"Sekarang era yang sangat transparan, pandemi juga memaksa digitalisasi terjadi," ujar Erick saat peluncuran produk bersama warung pangan di Komplek Pergudangan BGR Logistics Divre Jakarta Utara, Kamis (16/9).

Erick menilai kehadiran warung pangan sejalan dengan komitmen Kementerian BUMN yang ingin memudahkan UMKM dan membuka lapangan kerja baru. Erick mengatakan warung pangan memberikan dorongan tambahan yang mana sebelumnya BUMN melalui holding ultra mikro oleh BRI, PNM, dan Pegadaian telah  akses kemudahan akses permodalan dan bunga yang murah untuk UMKM.

"Kita harus sepakat, kita tidak mungkin hanya mendukung (usaha) yang besar saja, keseimbangan ekonomi harus terjadi, keberpihakan kepada yang kecil dan ultra mikro harus terjadi," ungkap Erick. 

Erick mengatakan keberpihakan terhadap UMKM juga menjadi perhatian dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin aksesibilitas kredit untuk UMKM terus diperluas. Kata Erick, Jokowi mematok target porsi kredit yang disalurkan untuk pelaku UMKM bisa menyentuh 30 persen dari total kredit pada 2024 mendatang. Kondisi saat ini, kredit untuk UMKM baru menyumbang 18-20 persen dari keseluruhan kredit yang tersalurkan. 

Baca juga : Erick Minta Holding Pangan Bangun Ekosistem Terintegrasi

Erick membandingkan porsi kredit yang untuk UMKM di Thailand dan Malaysia yang sebesar 50 persen, Korea Selatan dengan 80 persen, dan Jepang sebesar 65 persen.

"Kita dorong Himbara menjadi bagian penting perubahan yang siginfikan memastikan UMKM sebagai tulang punggung bukan sekadar lip service. Kita dorong sesuai instruksi presiden harus mencapai 30 persen, bahkan bisa sama dengan negata tetangga," ucap Erick. 

Tak hanya untuk program PNM Mekaar, Erick meminta Himbara juga memberikan akses permodalan kepada pelaku usaha yang tergabung dalam warung pangan. Erick menyebut mitra warung pangan saat ini telah mencapai 47 ribu orang yang mana mulai memperbesar porsi penjualan daring lewat aplikasi warung pangan.

"Kemarin saya sudah turun, di Jakarta ada 35 ribu warung, yang mana warung-warung itu sudah transisi, pendapatan daringnya mulai lebih besar daripada penjualan luring, tapi kita harus pastikan bagaimana biaya logistik bisa ditekan lebih murah dan kompetitif sehingga bisa bersaing," lanjut Erick. 

Erick meyakini keberpihakan dalam program Pertashop, PMM Mekaar, maupun warung pangan dapat menciptakan pembukaan lapangan kerja baru. 

Erick menargetkan 10 ribu Pertashop pada 2024. Apabila satu Pertashop memerlukan empat pekerja, maka program Pertamina ini mampu membuka 40 ribu lapangan kerja baru. Pun dengan program PNM Mekaar yang hingga saat ini telah diikuti 10,8 juta ibu-ibu yang memiliki potensi membuka 10,8 juta pekerja baru dalam setiap usahanya. Erick menilai warung pangan pun memiliki potensi serupa dalam mendorong pembukaan lapangan kerja pada sektor UMKM.

"Kementerian BUMN terus mendorong pembukaan lapangan kerja melalui program-program BUMN yang semakin efisien dengan pemanfaatan digitalisasi. Terima kasih atas transformasi (klaster pangan), saya ingin melihat hasilnya tahun depan," kata Erick.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement