Kamis 16 Sep 2021 14:07 WIB

UBSI Gandeng Artipena Gelar Webinar Sehat Tanpa Narkoba

Narkoba bukan saja melemahkan orang tapi mampu melemahkan suatu negara.

Universitas BSI tetap konsisten untuk merealisasikan komitmen menolak penyalahgunaan narkoba, dengan mendukung pemerintah melalui BNN dan Artipena dalam menyatakan perang terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkoba.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Universitas BSI tetap konsisten untuk merealisasikan komitmen menolak penyalahgunaan narkoba, dengan mendukung pemerintah melalui BNN dan Artipena dalam menyatakan perang terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkoba.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas BSI (Bina Sarana Informatika) bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kerohanian Islam, Artipena (Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba) dan GANMN (Gerakan Anti Narkotika dan Miras Nasional) sukses melaksanakan webinar anti narkoba dengan tema “Milenial Cerdas Beragama, Sehat Tanpa Narkoba”, secara daring melalui Zoom, Sabtu (11/9).

Dipandu oleh Haitsam selaku Staff Departement Sosial Kemasyarakatan UKM Kerohanian Islam Universitas BSI, kegiatan ini menghadirkan narasumberi H. Rustam Fauzi, selaku Wakil Ketua Gerakan Anti Narkotika dan Miras Nasional serta sebagai Pengurus DPP Aliansi Relawan Perguruan Tinggi Anti Penyalahgunaan Narkoba (ARTIPENA).

Baca Juga

Rustam Fauzi sebagai pembicara menjelaskan pentingnya peran agama dalam memperkuat benteng diri, guna menolak penyalahgunaan narkoba. “Pengamalan dan berpegang teguh pada ajaran agama, merupakan pondasi dasar pencegahan agar tidak terjerumus menjadi pecandu maupun pengedar narkoba,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Selasa (15/9).

Sementara itu, Irwin Ananta Vidada, selaku Pembina UKM Kerohanian Islam Universitas BSI dalam sambutannya mengemukakan,  Narkoba bukan saja melemahkan orang tapi mampu melemahkan suatu negara.

“Belajar dari negeri China yang  punya sejarah pahit yang harus kehilangan Hongkong saat terjadi perang dengan Inggris. Strategi perang menggunakan Narkoba dilakukan Inggris dengan membuat rakyat dan tentara China menadi pecandu. Saat Inggris mengerahkan pasukannya untuk menyerang kota-kota dan memblokade pelabuhan-pelabuhan di China. Tentara China yang sebagiannya telah jadi pemadat akhirnya mengakui kekalahan dalam Perang Candu yang mengoyak China,”ungkapnya.

Menurutnya, narkoba mampu melemahkan kekuatan rakyat dan pemuda, bila sudah menjadi pemadat maka hilang pikiran dan kesadarannya. Jangankan memikirkan bangsa dan negara,  kendali pikiran untuk diri sendiri pun tidak bisa dilakukan lagi.  

Suharyanto selaku Wakil Rektor II Bidang Non Akademik, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kegiatan webinar ini memiliki tujuan yang sangat mulia  untuk menginformasikan kepada kita semua mengenai bahayanya narkoba.

“Melalui kegiatan ini, besar harapan kami, akan menjadi momentum bagi mahasiswa yang merupakan bagian dari civitas akademika Universitas BSI, guna berkegiatan lebih intensif lagi mengenai upaya-upaya yang nyata dalam penanggulangan bahaya narkoba,” ungkap Suharyanto.

Sampai saat ini Universitas BSI tetap konsisten untuk merealisasikan komitmen menolak penyalahgunaan narkoba, dengan mendukung pemerintah melalui BNN dan Artipena dalam menyatakan perang terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkoba.

Hal ini guna menciptakan lingkungan kampus yang bersih dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, dengan mengoptimalisasikan upaya Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) di Perguruan Tinggi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement