REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sebagian besar perbuatan maksiat dosanya ditangguhkan Allah SWT kelak di akhirat, kecuali ada satu dosa yang Allah SWT akan hukum pelakunya di dunia, yaitu durhaka kepada orang tua.
Dalam sebuah penjelasannya Lembaga Fatwa Mesir menerangkan bahwa durhaka kepada orang tua akan membuat tercabutnya keberkahan dalam hidup, harta, dan anak-anak. Rasulullah ﷺ bersabda:
من أحب أن ينسأ له فى أجله ويبارك له فى رزقه فليصل رحمه “Barangsiapa yang senang dipanjangkan umurnya dan berkah dalam rezekinya maka sambunglah silaturahim”
Begitu pun ketika Rasulullah ﷺ berbicara tentang dosa-dosa besar, diterangkan bahwa di antara dosa besar itu adalah durhaka kepada orang tua. Sebagaimana hadits sahih dari Abu Bakar radialllahu'anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ قُلْنَا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَكَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ فَقَالَ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ فَمَا زَالَ يَقُولُهَا حَتَّى قُلْتُ لَا يَسْكُتُ
“Tidak maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang termasuk dari dosa besar? Kami menjawab, "Tentu wahai Rasulullah."
Beliau bersabda, "Menyekutukan Allah dan mendurhakai kedua orang tua.", ketika itu beliau tengah bersandar, kemudian duduk lalu melanjutkan sabdanya, "Perkataan dusta dan kesaksian palsu, perkataan dusta dan kesaksian palsu." Beliau terus saja mengulanginya hingga saya mengira beliau tidak akan berhenti."
Lembaga Fatwa Mesir menambahkan dalam unggahan di media sosial resminya, bahwa Allah SWT melarang bagi seorang hamba berbuat durhaka kepada orang tua.
Allah SWT menyiapkan siksaan yang amat berat bagi orang-orang yang durhaka kepada orang tua. Siksaan itu diberikan di dunia kemduian juga diberikan di akhirat. Sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik radiallahu'anhu. Nabi ﷺ bersabda:
بابانِ مُعجَّلانِ عُقوبتُهما في الدنيا: البَغْيُ، والعقُوقُ “Dua perbuatan dosa yang Allah cepatkan adzabnya (siksanya) di dunia yaitu berbuat zalim dan al’uquq (durhaka kepdada orang tua.” (HR Hakim)
Syariat Islam mengharuskan bagi seorang anak untuk memuliakan orang tua dan memenuhi apa yang diinginkan orang tua.
Dan syariat Islam juga mengharamkan bagi seorang anak mendurhakai oran tua, dan menggolongkan itu pada dosa besar. Keterangan Alquran dan hadits memberikan peringatan kepada orang-orang yang menyakiti kedua orang tua.
Ulama Al Azhar, Syekh Fathi Utsman Al Fiqi, menjelaskan bahwa satu-satunya dosa yang mempercepat hukumannya atau sanksinya menimpa orang tersebut di dunia adalah durhaka kepada orang tua.
Syekh Fathi menjelaskan dalam sebuah siraran di chanel YouTube Al Azhar bahwa siksaan bagi orang yang durhaka kepada orang tua juga harus dirasakan oleh pelakunya di dunia dan itu tidak seperti perbuatan dosa lainnya yang siksanya ditunda di akhirat.
Banyak keterangan dalam Alquran dan hadits yang menjelaskan kewajiban berbakti kepada orang tua. Dan bagi orang yang tidak berbakti atau justru durhaka pada orang tua maka akan mendatangkan kesengsaraan dunia dan akhirat.
Terlebih kepada ibu. Durhaka kepada ibu akan mendatangkan kesengsaraan dunia dan akhirat. Ini sebagimana berlandaskan pada firman Allah SWT:
وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا “Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS Maryam ayat 32).
Sumber: elbalad