BMKG Beri Penjelasan tentang Hujan Deras di DIY
Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Hujan deras/ilustrasi | Foto: Flickr
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY memberi penjelasan mengenai hujan dalam beberapa hari terakhir ini di DIY. Memang terjadi potensi hujan, namun secara umum iklim di DIY saat ini masih dalam periode kemarau.
Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Sleman, BMKG DIY, Etik Setyaningrum mengatakan, hal ini dikarenakan adanya gangguan cuaca. Berdasarkan hasil pengamatan dinamika laut dan atmosfer di perairan selatan Pulau Jawa, kata Etik, terlihat suhu permukaan laut cukup hangat.
Suhu permukaan laut ini berada di atas normal yakni di atas satu sampai tiga derajat Celsius. Sehingga, hal ini yang berkontribusi terhadap pertumbuhan awan hujan.
"Melihat kondisi dinamika laut dan atmosfer, maka potensi hujan akan muncul dalam beberapa hari ini di wilayah DIY. Meskipun terjadi hujan, secara umum iklim di DIY masih periode musim kemarau," kata Etik saat dikonfirmasi Republika melalui pesan tertulis, Kamis (16/9).
Etik menjelaskan, potensi hujan yang terjadi beberapa hari ini di DIY juga didukung oleh adanya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) atau gugusan awan. MJO saat ini aktif di bagian barat Indonesia dan ikut berkontribusi terhadap pertumbuhan awan hujan.
"Di level bagian atas atmosfer, kelembaban udara RH (Relative Humidity) juga cukup tinggi, berkisar di atas 90 persen yang menunjukkan udara cukup lembab," ujar Etik.
Pihaknya memprediksi, pada akhir September 2021 ini DIY akan memasuki musim pancaroba atau peralihan. Sementara, perkiraan awal musim hujan di DIY sendiri diprediksi akan masuk pada Oktober 2021 nanti.
Pada Oktober dasarian I, musim hujan di DIY diperkirakan terjadi di wilayah Kabupaten Sleman yakni di sekitar puncak Gunung Merapi. Sedangkan, di Oktober dasarian II terjadi hujan di Sleman bagian utara dan Barat, serta Kabupaten Kulon Progo di bagian utara dan barat.
Pada Oktober dasarian III, kata Etik, diprediksi awal musim hujan di Sleman bagian timur, Kota Yogyakarta, Kulon Progo bagian tengah dan selatan, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul.
"Musim hujan di DIY diprediksi umumnya masuk di Oktober dasarian (sepuluh hari) dua sampai dasarian tiga. Kecuali di wilayah puncak Merapi yakni (awal musim hujan terjadi) pada Oktober dasarian satu," jelasnya.