REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sama seperti musik, dalam persoalan melukis, ulama berbeda pendapat. Ada yang mengharamkan dan ada juga yang menghalalkan dengan beberapa catatan.
Pakar Tafsir Alquran Indonesia Prof M. Quraish Shihab dalam bukunya Islam yang Saya Pahami terbitan Lentera Hati mengatakan melukis dengan kata-kata indah telah Allah lakukan melalui ayat-ayat Alquran. Sementara itu, untuk melukis dalam arti melukis pemandangan dan makhluk hidup dengan alat, termasuk memahat, Quraish berpendapat itu dapat dibenarkan selama tidak disembah atau mengantar kepada kedurhakaan.
Argumen ini mengacu pada beberapa hal. Misal, perintah Nabi Sulaiman yang memerintahkan jin membuat patung dan istri Nabi Muhammad, Aisyah, yang mempunyai sejumlah boneka berbentuk kuda bersayap dinamai dengan kuda-kuda Nabi Sulaiman.
Tak lupa, saat Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang disembah, ia menyisakan satu patung yang digunakan sebagai argumentasi ketidakwajaran patung untuk disembah. Allah berfirman dalam surat Al-Anbiya’ ayat 58:
فَجَعَلَهُمْ جُذَاذًا اِلَّا كَبِيْرًا لَّهُمْ لَعَلَّهُمْ اِلَيْهِ يَرْجِعُوْنَ
“Maka dia (Ibrahim) menghancurkan (berhala-berhala itu) berkeping-keping, kecuali yang terbesar (induknya); agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya.”