Kamis 16 Sep 2021 17:19 WIB

Nicki Minaj: Pria Impoten Akibat Vaksin Bersedia Diwawancara

Nicki Minaj menceritakan teman sepupunya di Trinidad menjadi impoten karena vaksin.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Rapper asal Trinidad, Nicki Minaj, masih ragu dengan keamanan vaksin Covid-19. Ia menyebut, salah satu teman sepupunya di Trinidad menjadi impoten setelah mendapatkan vaksin Covid-19.
Foto: EPA
Rapper asal Trinidad, Nicki Minaj, masih ragu dengan keamanan vaksin Covid-19. Ia menyebut, salah satu teman sepupunya di Trinidad menjadi impoten setelah mendapatkan vaksin Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cerita rapper Nicki Minaj soal teman dari sepupunya yang mengalami impotensi setelah mendapatkan vaksin Covid-19 telah mendapat kecaman dari sejumlah pihak. Untuk membuktikan klaimnya, Nicki menyebut bahwa pria tersebut bersedia untuk diwawancarai media.

Nicki mengungkapkan itu menyusul permintaan komedian dan pembawa acara TV Jimmy Kimmel yang mengajak pemirsa membantu melacak keberadaan pria itu. Klaim Nicki yang ditulis lewat cicitan Twitter itu telah menyebar begitu cepat dan viral.

Baca Juga

"Minaj mengatakan dia akan membiarkan Kimmel mewawancarai teman sepupunya tetapi hanya dengan harga yang tepat. Rapper itu juga mengaku sebagai manajernya," tulis laporan The Sun, Kamis (16/9).

Pembawa acara Fox News Tucker Carlson juga meminta wawancara dengan pria yang tidak disebutkan namanya itu. "Jika teman sepupu Nicki Minaj menonton, kami ingin mendengar cerita Anda. Kami akan datang ke Port of Spain untuk menemui Anda," ujarnya merujuk kota di Trinidad, negara asal Nicki dan pria yang dikabarkan menjadi impoten akibat vaksin Covid-19 tersebut.

Klaim Nicki telah dibantah pakar medis terkemuka, Dr. Anthony Fauci. Saat diwawancara CNN, Fauci memperingatkan hati-hati dengan informasi yang salah.

"Tidak ada bukti bahwa itu (impotensi) terjadi, juga tidak ada alasan mekanistik untuk membayangkan bahwa itu akan terjadi,” kata Fauci.

Kepala Petugas Medis Inggris Chris Whitty juga memperingatkan orang-orang yang gemar menyebarkan kebohongan. Ia menyebut, mereka seharusnya "malu" pada diri mereka sendiri.

Ada sejumlah mitos yang beredar, beberapa di antaranya jelas-jelas konyol, dan dirancang untuk menakut-nakuti. Satu kasus tidak bisa digeneralisasi karena boleh jadi hanya kebetulan. Orang dewasa diizinkan untuk membuat pilihan mereka sendiri.

"Tetapi ada juga orang yang berusaha mencegah orang lain mendapatkan vaksin yang bisa menyelamatkan nyawa atau mencegah mereka mengalami cedera yang mengubah hidup pada diri mereka sendiri,” ujar Whitty.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement