Kamis 16 Sep 2021 19:17 WIB

Rutin Minum Teh Kurangi Risiko Demensia

Rutin konsumsi teh bisa pangkas risiko terkena demensia hingga 50 persen.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Rutin konsumsi teh bisa pangkas risiko terkena demensia hingga 50 persen.
Foto: StockSnap.io
Rutin konsumsi teh bisa pangkas risiko terkena demensia hingga 50 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 55 juta orang di seluruh dunia menderita demensia dengan jumlah yang diperkirakan akan meningkat menjadi 78 juta pada 2030 dan 139 juta pada 2050. Sayangnya, tidak seperti penyakit kardiovaskular, langkah-langkah untuk menjaga otak tetap baik ini masih kurang jelas.

Namun menurut sebuah penelitian, ada satu minuman yang jika diminum rutin setiap hari bisa mengurangi risiko demensia hingga 50 persen. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam The Journal of Nutrition, Health, and Aging, pada Desember 2016, tim peneliti dari National University of Singapore meneliti keterkaitan mengonsumsi teh secara teratur terhadap demensia.

Baca Juga

Para peneliti mengumpulkan 957 peserta dari China berusia 55 tahun untuk melakukan studi longitudinal. Hasil penelitian menemukan bahwa mereka yang minum teh setiap hari mengalami penurunan risiko demensia hingga 50 persen.

Dalam kasus peserta yang membawa gen APOE e4 yang menempatkan mereka pada risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit Alzheimer, peminum teh setiap hari penurunan risiko demensia hingga 86 persen. Menurut para peneliti, hasil penelitian menunjukkan bahwa minum teh setiap hari bisa menjadi cara yang terjangkau dan mudah untuk memerangi timbulnya penyakit demensia.

Sekolah Kedokteran Yong Loo Lin Singapura (NUS) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa teh adalah salah satu minuman yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Data dari penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup sederhana dan murah seperti minum teh setiap hari, bisa mengurangi risiko seseorang terkena gangguan neurokognitif di usia lanjut.

"Sementara penelitian dilakukan pada orang tua di China, hasilnya bisa berlaku untuk ras lain juga. Temuan kami memiliki implikasi penting untuk pencegahan demensia," ujar penulis studi dan asisten profesor dari Departemen Kedokteran Psikologis di Universitas Nasional, Feng Lei, dilansir dari bestlife, Kamis (16/9).

Para peneliti juga menemukan bahwa manfaat kesehatan dari minum teh tidak hanya terbatas pada satu jenis saja. Setiap daun teh yang baru diseduh (termasuk hitam, hijau, dan oolong) terbukti memiliki efek neuroprotektif yang ditemukan dalam penelitian ini.

“Berdasarkan penelitian saat ini, manfaat jangka panjang dari konsumsi teh ini adalah karena senyawa bioaktif dalam daun teh, seperti katekin, theaflavin, thearubigins, dan L-theanine,” jelas Feng.

Senyawa tersebut menunjukkan potensi anti-inflamasi dan antioksidan, serta sifat bioaktif lainnya. Manfaatnya bisa melindungi otak dari kerusakan pembuluh darah dan neurodegenerasi.

“Pemahaman kami tentang mekanisme biologis terperinci masih sangat terbatas, jadi kami membutuhkan lebih banyak penelitian untuk menemukan jawaban yang pasti,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement