REPUBLIKA.CO.ID, NUSA TENGGARA BARAT -- Sertifikasi halal menjadi bagian penting untuk memperkuat bukti dedikasi NTB, dalam mensyariahkan daerahnya. Namun, kendala yang dihadapi adalah sulitnya literasi halal bagi masyarakat NTB, terutama para pengusaha kecil-menengah.
Demikian benang merah dari diskusi antara Rektor Institut Agama Islam Tazkia Murniati Mukhlisin bersama Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah dan jajarannya, Kamis (16/9). Diskusi IAI Tazkia dan Pemerintah Provinsi NTB ini membicarakan bagaimana membangun dan mengembangkan perekonomian NTB utamanya wisata halal, UKM, dan sumber dayanya yang berlimpah.
Dikatakan Sitti, NTB bercita-cita memperkuat ekonomi syariah dan menjadikan NTB sebagai destinasi halal dunia. Untuk itu, sertifikasi halal menjadi bagian penting untuk memperkuat bukti dedikasi NTB dalam mensyariahkan daerahnya.
"Namun, kendala yang dihadapi adalah sulitnya literasi halal bagi masyarakat NTB, terutama para pengusaha kecil-menengah," ujar Sitti dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Kamis (16/9).
Dikatakannya, perekonomian NTB dibangun secara perlahan tapi kuat. Baginya, kekuatan ekonomi mandiri dari masyarakat NTB telah menyelamatkan perekonomian NTB dari kerusakan akibat cobaan yang terjadi bertubi-tubi.
"NTB diterpa cobaan yang bertubi-tubi sejak 2018. Belum selesai dengan dampak cobaan di tahun 2018, kita kembali diterpa cobaan dengan Covid-19. Tapi karena warga kita yang religius, bermental kuat serta mandiri alhamdulillah, setidaknya kita dapat menghadapi masalah ini," ujar orang nomor dua di Nusa Tenggara Barat itu.
Rektor IAI Tazkia melalui Halal Center pun siap menjadi barisan terdepan untuk mengatasi hal tersebut. Dan antusiasme itu disambut baik oleh pihak pemerintah provisi.
Sebagai realisasi dari diskusi tersebut, Halal Center Tazkia akan memberikan pelatihan dan pendampingan sertifikasi halal kepada para UKM NTB. Utamanya, UKM di bawah binaan Bank NTB Syariah pada Jumat (17/9), di hotel Lombok Plaza.
Selain itu, Murniati menjelaskan, bahwa kampus IAI Tazkia memiliki program unik yang mungkin tidak ada di kampus lain. Program tersebut sangat cocok untuk membangun masyarakat NTB untuk lebih maju. "Program tersebut adalah HafidzPreneur," ujarnya.
Dimana mahasiswa/i yang mengikuti program tersebut, kata Murniati, akan menerima perkuliahan dengan program boarding selama masa perkuliahan. "Di sana mereka akan menghafal Alquran 30 juz, memiliki keahlian bahasa Arab dan Inggris, dan memiliki pemahaman serta keahlian bisnis yang mumpuni," tuturnya.
Gebrakan yang sangat unik itu menarik perhatian pihak pemerintah NTB. Mereka merasa program ini cocok dengan budaya masyarakat NTB yang religius. Pemerintah NTB dan IAI Tazkia akan menjadwalkan pertemuan kembali untuk membicarakan hal tersebut lebih detail.