REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dari waktu ke waktu terus menunjukkan perbaikan. Indikator Recovery Rate (RR) secara nasional pada 14 September 2021 tercatat sebesar 94,45 persen, lebih baik dari RR global yang sebesar 89,68 persen.
Sementara, indikator Bed Occupancy Ratio (BOR) secara nasional juga berada pada tingkat rendah yakni 13,32 persen. BOR Isolasi sebesar 12,51 persen dan BOR Intensif sebesar 20,83 persen.
Data 11 September 2021 menunjukkan, tidak ada provinsi di luar Jawa-Bali yang berada pada level asesmen 4. Sementara itu 16 provinsi masih berada pada level 3, dan 11 provinsi berada pada level 2.
Penurunan level asesmen pun terjadi secara signifikan pada tingkat kabupaten/kota, hanya enam kabupaten/kota di Luar Jawa sampai Bali yang masih berada di level 4, namun sejumlah indikator penanganan Covid-19 pada kabupaten/kota tersebut telah menunjukkan perbaikan. “Alhamdulilah evaluasi cukup baik, namun kita harus tetap waspada. Angka-angka seperti tadi disampaikan sudah relatif lebih baik, kita sudah dibawah 100 ribu, tepatnya 92.328 atau turun 53 persen dibandingkan 31 Agustus yang lalu. Saat puncak, di 24 Juli, kita sempat 574 ribu kasus,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui siaran pers, Kamis (16/9).
Menko Airlangga menjelaskan, apa yang dilakukan oleh pemerintah sudah berada dalam track yang benar. Dilihat dari perkembangan kasus aktif secara nasional dari 9 Agustus sampai 14 September, Indonesia mengalami penurunan kasus aktif sebesar 79,41 persen dan kasus positif harian relatif sudah di bawah 10 ribu kasus.
Secara pararel, lanjutnya, pelaksanaan vaksinasi pun terus didorong dan di pastikan ketersediaannya. Supply vaksin sampai Desember mendatang diperkirakan akan mendekati 394 juta dosis. Kemudian pada September target vaksinasi yang harian dinaikkan menjadi dua juta suntikan per hari. Secara nasional, vaksinasi yang telah disuntikkan sampai 14 September 2021 sebanyak 118,36 juta dosis dan diharapkan pada Desember 2021 sebanyak 89 persen penduduk Indonesia sudah menerima vaksinasi, yang terdiri dari 100 persen dosis pertama, dan 78 persen dosis kedua.
Berbagai strategi percepatan vaksinasi juga dilakukan dan distribusi vaksin kedepannya akan difokuskan kepada provinsi kepada kabupaten/kota yang capaian vaksinasinya masih di bawah 20 persen, serta wilayah Aglomerasi Jawa, Jabodetabek, Bali, Kepri, juga Papua dalam rangka persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON). Selain vaksinasi, yang juga perlu menjadi perhatian yakni case fatality rate (CFR).
Secara nasional, CFR Indonesia sebesar 3,34 persen dan masih lebih tinggi dari gobal yang tercatat sebesar 2,06 persen. Guna menekan angka kematian, pemerintah melakukan penerapan berbagai kebijakan di hulu maupun hilir.
Kebijakan di hulu di antaranya peningkatan testing dan tracing, penegakan kepatuhan protokol kesehatan 3M, dan percepatan vaksinasi di daerah dan nasional. Sedangkan kebijakan di hilir diantaranya dengan meningkatkan kapasitas tempat tidur, penyediaan fasilitas Isolasi Terpusat (termasuk penggunaan Kapal PELNI), dan menjaga serta meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan dengan ketersediaan obat-obatan, dan pasokan oksigen medis.
sumber : Iit Septyaningsih
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement