Kamis 16 Sep 2021 22:05 WIB

Stafsus Risma: Kami Berantem dengan Bank Demi Bansos

Komisi IX menyebut stafsus Risma itu keliru karena bank beroperasi berdasarkan data.

Rep: Febryan. A  / Red: Ratna Puspita
Staf Khusus Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Suhardi Lili, mengatakan, Kementerian Sosial (Kemensos) rela bersusah payah untuk memastikan bansos tersalurkan kepada masyarakat, termasuk bertengkar dengan pihak bank. (Foto: Ilustrasi Uang)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Staf Khusus Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Suhardi Lili, mengatakan, Kementerian Sosial (Kemensos) rela bersusah payah untuk memastikan bansos tersalurkan kepada masyarakat, termasuk bertengkar dengan pihak bank. (Foto: Ilustrasi Uang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Suhardi Lili, mengatakan, Kementerian Sosial (Kemensos) rela bersusah payah untuk memastikan bansos tersalurkan kepada masyarakat. Bahkan, Kemensos sampai bertengkar dengan pihak bank.

Suhardi Lili menyampaikan itu saat mewakili Risma dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis (16/9). Dalam rapat itu, awalnya anggota dewan menyebut adanya masyarakat miskin yang tidak bisa menerima bansos karena tidak punya NIK.

Baca Juga

Menanggapi hal itu, Suhardi menyebut, Kemensos sudah turun langsung ke daerah-daerah kantong kemiskinan yang masyarakatnya banyak tak memiliki dokumen kependudukan. Selain mendapat bantuan, kata dia, masyarakat tanpa identitas itu juga langsung dibuatkan dokumen kependudukan karena kunjungan itu disertai Dirjen Dukcapil Kemendagri.

Suhardi lantas mengatakan, Kemensos sangat berkepentingan untuk memastikan bansos tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Bahkan, Kemensos rela bersusah payah, seperti bertengkar dengan pihak bank demi memastikan bansos tersalurkan.

"Kami pun untuk (penyaluran) bansos, kami sudah berantem sama bank," kata Suhardi.

Suhardi menjelaskan, hal itu dilakukan agar penyaluran bansos tak seperti dulu, yakni calon penerimanya yang diganti dan bukannya memperbaiki proses penyaluran. Alhasil, dulu banyak warga membutuhkan yang tak mendapat bansos. 

"Kalau dulu-dulu (penerimanya) diganti orang lain, sehingga mereka tidak pernah dapat bansos. Ini kita perbaiki (sekarang)," ucapnya.

Ketua Komisi IX DPR RI Felly Estelita Runtuwene mengatakan, pernyataan Suhardi itu keliru. Dia mengatakan, bank selalu beroperasi berdasarkan data. Jika ada satu huruf saja yang berbeda pada nama nasabah maka pihak bank tak akan mencairkan dana.

"Jadi kalau bicara bank, menurut saya dia tidak pernah salah ya. Pokoknya dia perintah sesuai dengan data, dia juga tidak mau disalahkan," kata politisi NasDem itu. 

"Kalau bapak bilang bank yang salah sehingga masyarakat tidak bisa menerima (bansos), saya kira itu keliru, pak," imbuh Felly.

Mensos Risma diketahui  memang kerap memarahi perwakilan pihak bank ketika mengecek penyaluran bansos di sejumlah daerah. Risma meluapkan emosinya kepada pihak bank lantaran masih banyak bansos yang tak tersalurkan. 

Rata-rata, pokok masalahnya adalah karena nomor rekening penerima bansos terblokir, Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) belum diserahkan, ataupun jarak ATM yang jauh dari kediaman penerima bansos. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement