Jumat 17 Sep 2021 14:06 WIB

Australia Tolak Kritik China Terkait Aliansi Indo-Pasifik

Kesepakatan dengan AS dinilai sebagai aliansi kemitraan di kawasan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Foto: EPA-EFE/LUKAS COCH NO ARCHIVING AUSTRALIA AND
Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison menolak kritik China terhadap aliansi Indo-Pasifik dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Morrison menegaskan bahwa Australia ingin meningkatkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Indo-Pasifik.

"Semua yang telah kami lakukan dengan Amerika Serikat konsisten dengan kemitraan dan hubungan dan aliansi yang telah kami miliki dengan Amerika Serikat," kata Morrison kepada Radio 3AW.

Baca Juga

Kabar aliansi tersebut mendapat respons positif di Singapura. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan kepada Morrison melalui panggilan telepon bahwa dia berharap kesepakatan nuklir akan berkontribusi secara konstruktif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan dan melengkapi arsitektur regional.

Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison tampil bersama secara virtual untuk mengungkapkan detail aliansi baru yang dinamakan AUKUS, yaitu singkatan dari Australia, United Kingdom (Inggris), dan United States (AS). Ketiganya membentuk aliansi keamanan Indo-Pasifik untuk memperkuat kerja sama pertahanan yang diprediksi memperdalam ketegangan dengan China.

AS dan Inggris mengumumkan rencana mendukung Australia memiliki kapal selam berkekuatan nuklir. Namun, Biden mengatakan, Australia tidak ingin mengembangkan program senjata nuklir. Proyek kapal selam bertenaga nuklir ini menjadi kunci dari kesepakatan AUKUS.

China pun langsung bereaksi dengan marah. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan sangat tidak bertanggung jawab bagi AS dan Inggris untuk mengekspor teknologi nuklir.

"Masyarakat internasional, termasuk negara-negara tetangga, telah mempertanyakan komitmen [Australia] terhadap non-proliferasi nuklir,” kata Zhao, menurut terjemahan yang disiarkan oleh ABC News. "China akan memantau situasi dengan cermat," ujarnya menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement