RSUD Bung Karno Solo Buka Layanan Hemodialisa
Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Ruang perawatan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno Solo terlihat tidak ada penghuni pada Kamis (16/9). Bangsal perawatan Covid-19 di lantai 4 rumah sakit tersebut sudah kosong sejak sepekan ini | Foto: Republika/binti sholikah
REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bung Karno di Solo, Jawa Tengah, membuka layanan hemodialisa (cuci darah). Peresmian Instalasi Hemodialisa tersebut rencananya dilakukan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dalam waktu dekat.
Direktur RSUD Bung Karno, Wahyu Indianto mengatakan, meski belum diresmikan, pasien penyakit ginjal sudah bisa mendapatkan pelayanan cuci darah di RSUD Bung Karno. Instalasi Hemodialisa terletak di lantai 3 gedung rumah sakit milik Pemkot Solo tersebut.
"Kami sudah memulai silakan kalau ada masyarakat yang mau cuci darah di sini kami sudah bisa melayani," kata Wahyu kepada wartawan di RSUD Bung Karno.
Ia menyebut, Instalasi Hemodialisa memiliki dua dokter spesialis penyakit dalam yang akan menangani pasien. Selain itu, satu dokter umum, satu dokter konsultan, serta lima perawat hemodialisa.
Menurutnya, layanan hemodialisa di RSUD Bung Karno memiliki keunggulan dibandingkan rumah sakit lainnya. Rumah sakit yang terletak di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Soll tersebut menggunakan mesin hemodialisa dari Fresenius.
"Alat ini baru, ada penghisapan asam, ruangan ini nyaman, bersih, ada televisi," imbuh Wahyu.
Selain itu, Instalasi Hemodialisa memiliki fasilitas ruang untuk infeksi. Pada tahap awal, baru disediakan empat unit mesin pencuci darah, dari kapasitas total di ruangan tersebut bisa memuat 24 mesin. Dalam satu hari, RSUD Bung Karno bisa melayani dua shift di mana setiap shift sekitar empat sampai lima jam.
"Di rumah sakit lain ada shift pagi, siang, malam, sekali cuci darah empat sampai lima jam. Kami ada dua shift, tujuan kami mengurangi kepadatan dan lebih nyaman," ujarnya.