Jumat 17 Sep 2021 15:23 WIB

Akses Kapal ke Pelabuhan Tanjung Intan Ditutup Sementara

Basarnas sedang melacak keberadaan seluruh muatan kapal Pengayoman yang tenggelam.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Agus raharjo
Petugas SAR gabungan melakukan penyisiran di sekitar lokasi kapal Pengayoman IV milik Kemenkumham yang terbalik di alur perairan Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (17/9/2021). Kapal Pengayoman IV berjenis feri, yang digunakan untuk angkutan orang dan barang menuju Pulau Nusakambangan, mengalami kecelakaan laut saat bertolak dari dermaga Wijayapura Cilacap, menuju dermaga Sodong Nusakambangan, dan menyebabkan dua orang meninggal.
Foto: ANTARA/Idhad Zakaria
Petugas SAR gabungan melakukan penyisiran di sekitar lokasi kapal Pengayoman IV milik Kemenkumham yang terbalik di alur perairan Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (17/9/2021). Kapal Pengayoman IV berjenis feri, yang digunakan untuk angkutan orang dan barang menuju Pulau Nusakambangan, mengalami kecelakaan laut saat bertolak dari dermaga Wijayapura Cilacap, menuju dermaga Sodong Nusakambangan, dan menyebabkan dua orang meninggal.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Akses kapal laut menuju Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, sementara ditutup. Hal ini menyusul terbaliknya kapal Pengayoman IV di jalur penyeberangan dari daratan Cilacap menuju Nusakambangan. "Penutupan akses menuju pelabuhan ini dilakukan untuk memastikan jalur aman dulu. Setelah dipastikan aman, baru akan dibuka lagi," ujar Kapolres Cilacap AKBP Leganek Mawardi, Jumat (17/9/2021).

Menurutnya, penutupan akses kapal menuju pelabuhan Tanjung Intan tersebut sudah dikoordinasikan pihak terkait. Antara lain dengan dengan PT Pelindo, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan (KSOP), dan navigasi.

Hal ini juga disampaikan Komandan Lanal Cilacap Kolonel Laut (PM) Sugeng Subagyo. Menurutnya, penutupan jalur akses kapal menuju pelabuhan perlu dilakukan mengingat pada saat tenggelam, kapal tersebut mengangkut dua truk besar dengan muatan penuh batu split. "Dari pemantauan sementara, satu yang terjungkal ke laut berada di lokasi dekat kapal. Tapi satu truk lagi, masih dilacak posisi tenggelamnya," jelas Sugeng.

Untuk itu, dia menyebutkan, penutupan perlu dilakukan untuk memberi jaminan agar perjalanan kapal yang hendak sandar atau pergi dari pelabuhan benar-benar aman. "Nanti kalau sudah ditemukan, kita pasang suar-suar jalur yang aman. Dengan demikian, jalur sisi mana yang aman menuju ke pelabuhan," jelasnya

Sebagaimana diketahui, Kapal Pengayoman IV yang merupakan kapal penyeberangan milik Kementerian Hukum dan HAM tenggelam dalam perjalanan dari dermaga Wijayapura di daratan Cilacap menuju dermaga Sodong di Nusakambangan. Jarak antara dermaga Wijayapura-dermaga Sodong ini, sekitar 1,8 kilometer.

Jalur selat laut yang memisahkan daratan Cilacap dan Nusakambangan ini, tidak hanya dilintasi kapal Pengayoman IV. Namun juga kapal-kapal niaga dari dan menuju dermaga Pelabuhan Tanjung Intan. Selain itu, dilintasi kapal-kapal tanker pengangkut minyak yang datang dan pergi dari pelabuhan khusus Pertamina RU IV Cilacap. Namun sejauh ini, akses kapal yang dihentikan sementara hanya untuk kapal yang hendak masuk dan keluar Pelabuhan Tanjung Intan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Cilacap I Nyoman Sidakarya mengatakan, tim gabungan dari berbagai instansi, saat ini sedang melacak keberadaan seluruh muatan kapal Pengayoman yang tenggelam. "Kita harus segera menemukan lokasi semua muatan, karena jalur ini merupakan jalur penting yang banyak dilalui kapal. Hal ini mengingat arus bawah permukaan  di selat laut Nusakambangan ini cukup deras," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement