REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pameran Buku Internasional Riyadh, salah satu acara budaya terbesar di kawasan ini, akan dibuka pada 1 Oktober di Riyadh Front. Penerbit Arab dan global akan berpartisipasi dalam acara ini.
Irak akan menjadi tamu kehormatan di pameran budaya internasional 10 hari. Sesi baru pameran, yang diawasi oleh Komisi Sastra, Penerbitan dan Penerjemahan Arab Saudi, akan melihat perluasan kegiatan dan acara yang signifikan. Pameran akan mewakili 16 sektor budaya.
Komisi telah menawarkan diskon 50 persen untuk sewa ruang ke penerbit dari seluruh dunia, menurunkan biaya pengiriman, dan membangun e-store dan e-selling point untuk semua penerbit. Menteri Kebudayaan Arab Saudi Pangeran Badr bin Abdullah bin Farhan mengatakan sektor buku, penerbitan, bahasa, terjemahan dan sastra mendapat dukungan besar dari Raja Salman dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
"Pameran ini adalah acara budaya yang penting dalam industri penerbitan," katanya, dilansir di Arab News, Jumat (17/9).
Pangeran Abdullah menambahkan acara ini menyoroti kreativitas Saudi dan merangsang partisipasi budaya dan kerja sama perdagangan, sehingga Arab Saudi dapat menjadi pintu gerbang global untuk sektor penerbitan. Pameran Buku Internasional Riyadh akan mencakup untuk pertama kalinya sebuah konferensi internasional untuk penerbit pada 4 dan 5 Oktober untuk memperkuat komunikasi antara penerbit lokal, Arab dan internasional.
Acara ini juga untuk mengaktifkan kemitraan antara lembaga dan perusahaan terkait, dan memperkaya kancah regional secara berkelanjutan melalui diskusi sesi, kegiatan interaktif, lokakarya dan seminar. Pameran ini akan mencakup simposium budaya dan sastra, pembacaan puisi dan seni, panel diskusi, kegiatan interaktif, dan berbagai lokakarya di bidang seni, membaca, menulis, penerbitan, pembuatan buku, dan penerjemahan.