Jumat 17 Sep 2021 20:33 WIB

RS Ahmad Wardi BWI-DD Bantu Masyarakat Sadar Kesehatan Mata

RS Ahmad Wardi BWI-DD luncurkan layanan Myopia Screening Center.

RS Mata Achmad Wardi BWI-DD meresmikan layanan Myopia Screening Center, Kamis (16/9).
Foto: Dok DD
RS Mata Achmad Wardi BWI-DD meresmikan layanan Myopia Screening Center, Kamis (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pandemi covid-19 berdampak bukan hanya pada  sektor perekonomian saja melainkan kesehatan juga, terutama kesehatan pada mata memberi pengaruh pada penambahan kasus miopia. Terlebih pada masa pandemi Covid-19 ketika pekerjaan dan pelajaran menuntut harus dilakukan dari rumah.

Untuk membantu masyarakat dalam menangani kesehatan mata, RS Mata Achmad Wardi BWI-DD pada Kamis (16/9) menginisiasi membuka layanan Myopia Screening Center untuk  penanganan mata minus secara menyeluruh berdasarkan tingkatan kebutuhan pasien. Peresmian program Myopia Screening Center dilaksanakan di RS Ahmad Wardi BWI-DD Lontarbaru, Serang, Banten.

“Program ini diberikan khusus kepada mereka yang paling memerlukan bantuan pemeriksaan mata gratis dan kacamata harga subsidi yaitu para tenaga kesehatan, pelajar, pengemudi ojol, santri dan kyai,” ujar dr Moh Badrus Sholeh  MKes selaku direktur utama RS Mata Achmad Wardi BWI -DD dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

photo
RS Mata Achmad Wardi BWI-DD berinisasi untuk membuat program tebus kacamata murah dan pemeriksaan mata gratis untuk tenaga kesehatan, pelajar, pengemudi ojol, santri dan kyai.  (Foto: Dok DD)

Studi di China memperlihatkan bahwa selama 2020, anak usia 6-8 tahun ternyata tiga  kali lipat lebih rawan terkena miopia dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Padahal, sebelum adanya pandemi Covid-19 sekalipun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksikan 40 persen dari populasi dunia yaitu sekitar 3,3 miliar orang akan menderita miopia pada 2030.

Lantaran pandemi Covid-19, aktivitas di luar ruangan jauh berkurang, sementara ketergantungan terhadap gadget semakin tinggi. Anak-anak menjalankan pembelajaran jarak jauh (PJJ), sementara kelompok dewasa kini mayoritas work from home (WFH). Artinya, semua kalangan usia semakin berpotensi terserang miopia. Gejala yang biasa dialami adalah kesulitan melihat objek yang jauh dan mata terasa lelah serta tegang. Oleh sebab itu perlu adanya screening atau pengecekan secara berkala dalam jangka waktu 6-12 bulan sekali.

“Perlu kita ketahui saat seseorang terkonfirmasi mengalami gangguan penglihatan miopia, solusi paling umum digunakan adalah penggunaan kaca mata. Akan tetapi tak semua kalangan masyarakat mampu membeli kacamata. Oleh karena itu RS Mata Achmad Wardi BWI-DD berinisasi untuk membuat program tebus kacamata murah dan pemeriksaan mata gratis. Program ini bersinergi dengan AWCare yang di mana dananya disubsidi oleh orang-orang baik melalui AWCare ke RS Mata Achmad Wardi BWI-DD,” pungkasnya

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement