Sabtu 18 Sep 2021 03:14 WIB

Selandia Perpanjang Penangguhan Perjalanan Bebas Karantina

Menkes mengatakan menjaga Selandia Baru dari kemungkinan penyebaran varian Delta adalah prioritas utama - Anadolu Agency

Red: Nur Aini
Di tengah wabah Covid-19 yang sedang berlangsung di kedua negara, Selandia Baru pada Jumat (17/9) menangguhkan perjalanan bebas karantina dengan Australia selama delapan minggu lagi.
Di tengah wabah Covid-19 yang sedang berlangsung di kedua negara, Selandia Baru pada Jumat (17/9) menangguhkan perjalanan bebas karantina dengan Australia selama delapan minggu lagi.

REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Di tengah wabah Covid-19 yang sedang berlangsung di kedua negara, Selandia Baru pada Jumat (17/9) menangguhkan perjalanan bebas karantina dengan Australia selama delapan minggu lagi.

Chris Hipkins, menteri tanggap darurat Covid-19 Selandia Baru, mengatakan penangguhan yang diberlakukan sejak akhir Juli telah diperpanjang karena penyebaran varian Delta di kedua negara.

Baca Juga

“Melindungi Selandia Baru dari kemungkinan penyebaran lebih lanjut dari varian Delta adalah prioritas mutlak kami,” kata dia dalam sebuah pernyataan.

Situasi di Australia masih jauh lebih buruk daripada Selandia Baru, dengan angka kasus harian di atas 1.000. Selandia Baru melaporkan 16 infeksi lagi dalam sehari terakhir, menambah jumlah kasus sejak Agustus menjadi 1.007.

Total kasus di seluruh negeri kini mencapai 4.014, termasuk 27 kematian.

"Penularan antarkomunitas yang tidak terkendali masih terjadi di Australia, dengan kasus harian terus meningkat di New South Wales, Victoria, dan wilayah ibu kota Australia," kata Hipkins.

"Kami telah membuat kemajuan besar untuk menekan wabah agar bisa melonggarkan pembatasan pekan depan. Jika kami membuka kembali perjalanan bebas karantina dengan Australia maka akan membahayakan situasi kami," jelas dia.

*Ditulis oleh Islamuddin Sajid

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الْمَلَاِ مِنْۢ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مِنْۢ بَعْدِ مُوْسٰىۘ اِذْ قَالُوْا لِنَبِيٍّ لَّهُمُ ابْعَثْ لَنَا مَلِكًا نُّقَاتِلْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ قَالَ هَلْ عَسَيْتُمْ اِنْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ اَلَّا تُقَاتِلُوْا ۗ قَالُوْا وَمَا لَنَآ اَلَّا نُقَاتِلَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَقَدْاُخْرِجْنَا مِنْ دِيَارِنَا وَاَبْنَاۤىِٕنَا ۗ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ تَوَلَّوْا اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْهُمْ ۗوَاللّٰهُ عَلِيْمٌ ۢبِالظّٰلِمِيْنَ
Tidakkah kamu perhatikan para pemuka Bani Israil setelah Musa wafat, ketika mereka berkata kepada seorang nabi mereka, “Angkatlah seorang raja untuk kami, niscaya kami berperang di jalan Allah.” Nabi mereka menjawab, “Jangan-jangan jika diwajibkan atasmu berperang, kamu tidak akan berperang juga?” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak akan berperang di jalan Allah, sedangkan kami telah diusir dari kampung halaman kami dan (dipisahkan dari) anak-anak kami?” Tetapi ketika perang itu diwajibkan atas mereka, mereka berpaling, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 246)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement