Jumat 17 Sep 2021 21:05 WIB

Warga Australia yang Divaksin Dijanjikan Kebebasan

Warga yang sudah divaksin memiliki risiko rendah tertular atau menulari Covid-19.

 Perdana Menteri Australia Scott Morrison.
Foto: EPA-EFE/LUKAS COCH NO ARCHIVING AUSTRALIA AND
Perdana Menteri Australia Scott Morrison.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Jumat menjanjikan lebih banyak kebebasan bagi warga yang divaksin. Janji disampaikan ketika negara bagian terbesar kedua di negara itu melaporkan kenaikan kasus baru Covid-19 harian tertinggi kedua pada 2021.

Morrison mengatakan para pemimpin federal dan negara bagian akan membahas tentang paspor vaksin dan memperluas karantina rumah dalam rapat kabinet nasional pada Jumat sore.

Baca Juga

"Anda akan melihat orang yang divaksin dapat bergerak dan melakukan lebih banyak hal," kata Morrison kepada stasiun radio 3AW.

"Mereka cenderung tidak terkena virus, menularkan virus, atau mendapatkan penyakit serius dan berakhir di rumah sakit. Jadi, itu tidak akan memberi tekanan pada sistem rumah sakit umum," ujarnya.

Para pejabat kesehatan Australia telah memperingatkan bahwa wabah varian Delta saat ini kemungkinan akan membebani sistem perawatan kesehatan ketika negara-negara bagian melanjutkan rencana untuk mencabut penguncian (lockdown) di Sydney, Melbourne, Canberra dan beberapa daerah lainnya.

Negara bagian Victoria pada Jumat melaporkan 510 kasus baru Covid-19 dan satu kematian baru. Sebagian besar kasus Covid-19 Victoria berada di ibu kota Melbourne.

Sebelumnya negara bagian tersebut melaporkan 514 kasus baru Covid-19 pada Kamis, yakni angka tertinggi dalam wabah saat ini.Morrison telah menganjurkan pembukaan kembali Australia sejalan dengan meningkatnya tingkat vaksinasi.

Dia mengonfirmasi bahwa 70,6 persen dari populasi Australia yang berusia di atas 16 tahun telah menerima dosis pertama vaksin Covid.

Di bawah rencana pembukaan kembali nasional pemerintah federal, para pemimpin negara-negara bagian dan wilayah Australia telah didesak untuk secara bertahap melonggarkan aturan pembatasan yang ketat, termasuk kontrol perbatasan.

Langkah pelonggaran itu diputuskan setelah 70-80 persen populasi orang dewasa di Australia telah divaksin sepenuhnya.Namun, tidak semua pemimpin negara bagian dan wilayah setuju dengan rencana pembukaan kembali tersebut.

Morrison mengatakan kabinet nasional akan mempertimbangkan kapan harus mulai mengurangi karantina hotel dan menggantinya dengan karantina rumah bagi para pelancong yang tiba di Australia.

Negara bagian New South Wales dan Victoria sedang menguji perangkat lunak pengenalan wajah yang memungkinkan polisi memeriksa orang-orang di rumah selama karantina Covid-19. Langkah itu memperluas uji coba kontroversial yang telah dikritik oleh para aktivis privasi.

Australia sejauh ini mencatat sekitar 81 ribu kasus Covid-19 dan 1.129 kematian akibat infeksi virus corona.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement