REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ulama Universitas Al Azhar Kairo Mesir, Syekh Dr Abdul Fatah Al Awari, menyampaikan ulasan tentang apa yang terjadi jika seorang Muslim beragama tanpa ilmu.
Dia mengatakan bahwa hukum syariat Islam itu mendorong setiap Muslim untuk senantiasa menggali ilmu.
Dia juga menyampaikan, hukum-hukum Allah SWT di alam semesta ini tidak mengistimewakan suatu apapun. Karena itu, dalam beragama diperlukan ilmu. Sebab, beragama tanpa ilmu adalah suatu penyakit yang perlu disembuhkan.
Namun, Syekh Al Awari juga mengingatkan, budaya intelektual yang tidak terkendali tentu bisa merusak sendi-sendi negara sekaligus menghilangkan identitas. Karena itu, menurutnya, setiap ilmu dan pengetahuan yang diperoleh oleh setiap orang harus dilapisi syariat dan ketaatan dalam menjalankan perintah Allah SWT.
"Jika itu tidak lakukan, maka akan berbalik menjadi bencana bagi para pemilik dan penuntut ilmu," kata Syekh Al Awari dalam khutbah sholat Jumat yang dia sampaikan pada Jumat (17/9) ini.
Dalam kesempatan itu, dia juga menyinggung soal negara-negara yang memiliki keunggulan sekaligus menguasai ilmu pengetahuan.
Namun, karena meninggalkan sendi-sendi agama dan syariat, ilmu-ilmu pengetahuan atau sains yang dikuasai negara tersebut hanya akan menghancurkan tatanan masyarakat.
Juga merusak lingkungan dan bumi, serta mewariskan berbagai hal buruk dan kerusakan kepada anak-cucu nanti.
Syekh Al Awari juga mengungkapkan, ilmu-ilmu sains dalam syariat tentu termasuk yang harus dipelajari. Namun, tetap harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariat dan agama.
"Inilah yang diinginkan Islam dan dibawah oleh pendahulu kita, karena mereka unggul dalam sains dan mengekspornya ke Barat," tutur Syekh Al Awari.
Sumber: elbalad