REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kementerian pendidikan Taliban mengatakan semua siswa laki-laki kelas enam sampai 12 dan guru laki-laki harus melanjutkan pembelajaran di kelas di seluruh Afghanistan. Pembelajaran tatap muka akan dimulai pada Sabtu (18/9).
Pernyataan tersebut disampaikan kementerian melalui Facebook pada Jumat (17/9). Dalam pernyataannya, tidak disebutkan apakah siswa perempuan juga akan kembali ke sekolah. Artinya Taliban mungkin saja memberlakukan pembatasan pada anak perempuan.
Sejak mengambil alih kekuasaan bulan lalu, Taliban mengizinkan anak perempuan yang duduk di bangku kelas satu hingga kelas enam untuk melanjutkan kelas. Ini merupakan keputusan baru di bandingkan saat Taliban memerintah Afghanistan sebelumnya pada 1990-an di mana Taliban melarang anak perempuan bersekolah dan bekerja.
Di beberapa provinsi, perempuan masih tidak diperbolehkan melanjutkan pekerjaannya, kecuali perempuan yang pernah bekerja di dinas kesehatan, rumah sakit, dan pendidikan. Taliban juga telah mengeluarkan pernyataan terkait pemisahan gender, laki-laki dan perempuan di universitas-universitas. Taliban bahkan mengatur pakaian yang boleh digunakan para pelajar perempuan.
Tidak berhenti di situ, pelajar perempuan juga hanya boleh diajar oleh guru perempuan. Jika tidak ada, maka hanya guru laki-laki yang sudah tua yang diizinkan mengajar pelajar perempuan.
Kelas pelajar laki-laki dan perempuan juga harus dipisah atau dibatasi dengan tirai. Pintu keluar dan masuk mereka juga dipisah sehingga tidak memungkinkan pelajar laki-laki dan pelajar perempuan bertemu atau bertatap muka.
https://www.arabnews.com/node/1930626/world