Sabtu 18 Sep 2021 09:48 WIB

Dirut BPJS Kesehatan Cek Implementasi Antrean Online di RSUD

Dirut BPJS apresiasi implementasi antrean online di RSUD Ciawi

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Guna memastikan antrean online berjalan dengan baik, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti melakukan kunjungan ke RSUD Ciawi.
Foto: BPJS Kesehatan
Guna memastikan antrean online berjalan dengan baik, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti melakukan kunjungan ke RSUD Ciawi.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sejalan dengan komitmennya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada peserta Program JKN-KIS, BPJS  Kesehatan telah menciptakan inovasi antrean online demi memberikan kemudahan dalam pelayanan peserta JKN-KIS di fasilitas kesehatan.

Antrean online merupakan salah satu menu layanan pada aplikasi Mobile JKN yang dapat diakses peserta JKN-KIS untuk berobat baik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). RSUD Ciawi sebagai rumah sakit kelas B yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, telah mengimplementasikan inovasi tersebut. Guna memastikan antrean online berjalan dengan baik, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti melakukan kunjungan ke RSUD Ciawi. Ia pun mengapresiasi implementasi layanan antrean online di rumah sakit tersebut yang dinilainya sudah berjalan dengan baik.

“Dengan layanan antrean online di aplikasi Mobile JKN, pasien JKN-KIS tidak perlu antre berlama-lama, sehingga mencegah terjadinya kerumunan. Saya harap sosialisasi menu antrean online pada aplikasi Mobile JKN bisa kian digalakkan sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya dengan baik. Di RSUD Ciawi, antrean online sudah diterapkan cukup efektif. Kami berharap hal ini bisa dioptimalkan ke depannya,” kata Ghufron.

Sementara itu, Direktur RSUD Ciawi, dr. M. Tsani Musyafa mengatakan, optimalisasi penggunaan menu antrean online berdampak pada terkendalinya biaya operasional, meningkatnya kepuasan peserta terhadap fasilitas kesehatan karena tidak perlu menunggu lama, dan meminimalisir risiko tertular virus yang ada di fasilitas kesehatan.