REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Polisi memperingatkan ancaman kekerasan yang direncanakan pendukung Donald Trump dalam unjuk rasa di depan Capitol Hill. Sekitar 100 personil Garda Nasional dikerahkan untuk membantu polisi menjaga keamanan.
Pada Sabtu (18/9) polisi meningkatkan keamanan di sekitar gedung berkubah itu. Mengingat apa yang dilakukan pendukung Trump pada 6 Januari lalu ketika mereka memecahkan kaca, memanjat pagar, dan memaksa para anggota parlemen dan wakil presiden saat itu Mike Pence dievakuasi.
Pegawai Capitol Hill memasang kembali pagar-pagar di sekitar gedung tersebut setelah sempat dilepas pada bulan Juli lalu. Pagar-pagar itu dipasang satu hari setelah pendukung Trump menyerang gedung parlemen.
"Ada sejumlah ancaman kekerasan yang berkaitan dengan demonstrasi Sabtu," kata Kepala Kepolisian Capitol Hill J. Thomas Manger.
Dalam konferensi pers Jumat (17/9) kemarin Manger menegaskan Departemen Kepolisian memiliki 'rencana kuat yang diterapkan' untuk menjaga agar kegiatan tersebut berlangsung dengan damai. Ia mengatakan beberapa anggota Kongres mendapat ancaman langsung.
"Beberapa hari terakhir kami mendapatkan sejumlah ancaman spesifik terhadap anggota Kongres tertentu," katanya.
Ia menambahkan ancaman-ancaman tersebut tidak 'berkaitan khusus dengan unjuk rasa' Sabtu ini. Pentagon mengatakan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin sudah mengerahkan 100 personil Garda Nasional untuk membantu polisi melindungi Capitol Hill bila dibutuhkan.
Juru bicara Pentagon mengatakan permintaan bantuan disampaikan kepolisian Capitol Hill. Pasukan itu akan ditempatkan di pangkalan senjata atau armory di D.C.
Juru bicara Departemen Pertahanan itu menambahkan pasukan Garda Nasional itu hanya akan dipersenjatai dengan tongkat. Pasukan hanya digunakan bila kemampuan penegak hukum federal, negara bagian dan daerah telah disadap.
"Gugus tugas hanya dikerahkan bila ada permintaan dari Kepolisian Capitol untuk membantu melindungi Gedung Capitol dan Kantor Kongres AS artinya dengan mendirikan pintu masuk dan memverifikasi kredensial individu yang memiliki akses masuk ke gedung," kata juru bicara itu.
Manger mengatakan salah satu resiko yang dipersiapkan polisi adalah bentrokan antara pendukung Trump dan pengunjuk rasa tandingan.
"Apa yang kami paling khawatirkan, saya pikir dibandingkan kemungkinan lainnya, pengunjuk rasa tandingan mendatangi demonstrasi (pendukung Trump) dan akan ada kekerasan antara kedua kelompok tersebut," kata Manger.
"Menurut pendapat saya, skenario kekerasan semacam itu yang paling mungkin terjadi," tambahnya.