Sabtu 18 Sep 2021 21:18 WIB

MUI: tak Ada Lagi Konflik di Poso

MUI mengatakan kelompok MIT adalah musuh bersama masyarakat Poso.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Sejumlah personel Polri dan TNI yang tergabung dalam Satgas Madago Raya berkoordinasi saat melakukan patroli (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Rangga Musabar
Sejumlah personel Polri dan TNI yang tergabung dalam Satgas Madago Raya berkoordinasi saat melakukan patroli (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penasihat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Poso, Kiai Adnan, mengatakan bahwa konflik Poso, Sulawesi Tengah sudah lama selesai. Dia meminta agar stigma negatif tentang Poso daerah konflik dan tidak aman sudah tidak tepat disematkan ke Bumi Sintuwu Maroso.

Kiai Adnan menyampaikan kalau saat ini seluruh warga Poso hidup dalam kedamaian. Dia melanjutkan antar umat beragam di Poso saling bahu-membahu memajukan Poso agar pembangunan dan kesejahteraan Poso bisa meningkat.

Baca Juga

Ia menceritakan, ketimbang berkonflik dengan negara, ia meminta kepada para mujahidin untuk berdamai dan bersama membangun Poso agar penduduknya dapat hidup damai dan sejahtera. Lewat pendidikan agar anak-anak bangsa di Poso mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan kesempatan untuk bersama-sama memajukan Poso.

"Tidak perlu naik gunung, kita sama-sama membangun Poso, kita lihat masa depan," katanya dalam keterangan, Sabtu (18/9).

Menurutnya, kelompok yang masih bercokol di Gunung Biru adalah musuh bersama masyarakat Poso, bahkan musuh bersama umat Islam karena tindakan yang dilakukan MIT sudah bukan lagi demi kepentingan umat Islam Poso, mereka bahkan memerangi umat yang menghendaki perdamaian.

"Ormas Islam sudah menyatakan kelompok di Gunung Biru adalah musuh bersama. Karena tidak ada definisinya umat Islam memerangi umat Islam yang lain," ujarnya.

Hal tersebut dia sampaikan menyusul stigma negatif Poso sebagai daerah konflik nan berbahaya terlanjur melekat di benak masyarakat, khususnya warga dari daerah lain. Padahal, sambung dia, Poso sudah berubah menjadi daerah ramah nan asri, konflik sudah lama usai dan kedamaian sudah tercipta. Masyarakat Poso hidup damai dalam kemajemukan.

Hal itu dia sampaikan Dalam acara bedah buku ‘Muhammad Adnan Arsal, Panglima Damai Poso’ di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Acara itu dihadiri oleh Ketua MUI Bima Abdurrahim Haris, Penulis buku Khoirul Anam, Perwakilan dari MUI Pusat Najih Aromdloni, Ustaz Bunyamin selaku tuan rumah, Kapolres Kota Bima AKBP Henry Candra Novita, Kapolres Bima Kabupaten AKBP Heru Sasongko dan Dandim Bima Letkol Teuku Mustafa Kamal.

Wakil Bupati Bima, Dahlan M. Noer, menyampaikan saat ini Poso sudah damai, tidak ada lagi konflik yang terjadi. Menurutnya, seluruh warga juga harus selalu menjadi pihak yang mengedepankan perdamaian, kerukunan ketimbang konflik di tengah masyarakat.

"Kita harus mencontoh teladan Kiai Adnan Arsal dalam memperjuangkan perdamaian di Poso, terpenting tidak ada ruang untuk konflik di Bima," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement