Ahad 19 Sep 2021 05:48 WIB

Mualaf Juan, Risiko Berat Berjuang Sembunyikan Islamnya

Mualaf Juan menghadapi beragam dilema selama sembunyikan Islamnya

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Mualaf Juan menghadapi beragam dilema selama sembunyikan Islamnya. Juan Dovandi
Foto: Dok Istimewa
Mualaf Juan menghadapi beragam dilema selama sembunyikan Islamnya. Juan Dovandi

REPUBLIKA.CO.ID, — Juan Dovandi (19 tahun) masih terus berproses sebagai mualaf. Karena hingga saat ini dia masih merahasiakan keislamannya dari keluarga.  

Juan Dovandi merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Kisah hidupnya cukup pelik, karena sejak balita telah ditinggal oleh ibunya pergi tanpa kabar. 

Baca Juga

Tak hanya ibu, ayahnya pun dua tahun kemudian pergi meninggalkan dia dan adiknya. Semula dia hendak dititipkan di panti asuhan, namun saudari ayahnya iba sehingga merawat keduanya hingga saat ini. 

Juan saat ini duduk di kelas tiga SMA, karena tantenya seorang non-Muslim, sehingga sejak kecil dia diajarkan agama tantenya hingga saat ini. Kemudian ketika menginjak kelas empat SD, Juan daftar ulang dan tidak sengaja melihat kartu keluarga milik keluarganya. Saat itu, Juan belum terdaftar di kartu keluarga tantenya.  

"Saya melihat ada nama ibu saya dan beragama Islam dan juga nama saya dan adik saya yang Islam namun ayah saya Buddha," ujar dia kepada Republika.co.id, belum lama ini. 

Saat itu Juan bertanya-tanya dalam hati karena agama yang dianutnya saat itu berbeda dengan yang ada di kartu keluarganya. Namun dia tak berpikir panjang sampai satu ketika hidayah sampai kepadanya. 

Ketika kelas empat SD, sebagai non-Muslim biasanya saat belajar agama Islam, siswa diperbolehkan keluar kelas. Tetapi hal tersebut tidak dilakukan Juan yang saat itu bersekolah di sekolah negeri. 

Juan merasa penasaran dengan hal yang dipelajari Muslim. Juan yang keturunan Tionghoa kental dengan adat budaya dalam kesehariannya kemudian rutin ikut dalam pelajaran agama Islam. 

Dia tertarik dengan kisah Nabi Ibrahim tentang pencarian Tuhan. Bahwa dalam mencari Tuhan, Ibrahim AS pernah bertanya tentang patung yang disembah ayah dan masyarakatnya saat itu.  

Tetapi anehnya patung tersebut bisa dirusak. Ibrahim pun kemudian melakukan perjalanan dalam mencari Tuhan. Dia pernah bertanya tentang bintang yang bersinar apakah Tuhan tetapi keindahannya kalah dengan bulan. Demikin juga dengan bulan yang ternyata tenggelam saat matahari terbit dengan cahayanya yang lebih terang. 

Kemudian hingga akhir, Ibrahim yakin bahwa Tuhan adalah yang menciptakan semua hal yang telah dilihatnya. Kisah tersebut terdapat dalam Alquran, surat Al Anam ayat 76-79.   

Juan kemudian terus mempelajari Islam hingga kelas enam SD dan wali kelasnga tahu keinginan dia untuk memeluk Islam. Wali kelasnya menguatkan keyakinannya, dia sempat ragu karena keluarga yang telah membesarkan pasti melarangnya.  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement