REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angggota Komisi IX DPR RI, Rahmad Handoyo, mengaku prihatin dan berduka atas gugurnya tenaga kesehatan (nakes) Gabriela Meilani akibat kebrutalan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Rahmad mendorong pemerintah untuk memberikan rasa aman kepada para tenaga kesehatan (nakes) khususnya yang bertugas di daerah rawan konflik.
"Kita dorong kepada pemerintah terhadap wilayah-wilayah yang ada pelayanan kesehatan, pelayanan masyarakat, baik itu kesehatan, pelayanan masyarakat, pelayanan pendidikan, termasuk juga keagamaan, saya kira perlu adanya penguatan dari sisi keamanan," kata Rahmad kepada Republika, Ahad (19/9).
Ia khawatir, tidak diberikannya penguatan keamanan justru membuat para nakes tidak berani dalam menjalankan tugasnya di lapangan untuk memberikan pelayanan kesehatan masyarakat. Politikus PDIP itu menilai penguatan keamanan juga diperlukan tidak hanya di bidang kesehatan, tetapi juga di bidang pelayanan publik dan pendidikan.
"Kalau besarnya berapa orang atau berapa personel itu wilayahnya pemerintah untuk menghitung ulang berapa atau gimana caranya untuk bisa memberikan perlindungan rasa aman dan nyaman bagi warga kita yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat di daerah rawan konflik," ujarnya.
"Kalau tidak ada satu pelayanan atau perlindungan keamanan saya kira juga akan menimbulkan rasa ketakutan sehingga tidak berani bertugas di lapangan," imbuhnya.
Sebelumnya, penyerangan KKB terhadap nakes terjadi di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua. Kontak senjata sempat terjadi antara Satgas TNI dan KKB Ngalum Kupel di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua pada Senin (13/9).
Insiden itu pun mengakibatkan sejumlah fasilitas umum, seperti puskemas rusak dan hangus dibakar anggota KKB tersebut. Gabriela dikabarkan meninggal usai terjatuh dari jurang. Sedangkan, rekannya Kristina Sampe mengalami luka-luka.