REPUBLIKA.CO.ID, CONAKRY -- Junta militer tidak mengizinkan Presiden Alpha Conde, yang ditahan sejak penggulingannya pada 5 September, untuk meninggalkan negara Guinea. Junta militer menegaskan bahwa pihaknya tidak akan tunduk pada tekanan regional.
Pada Jumat (17/9), Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara dan Presiden Ghana Nana Akufo-Addo melakukan kunjungan selama satu hari ke Conakry untuk meminta pemimpin kudeta Guinea Mamady Doumbouya membebaskan Alpha Conde.
Presiden Outtara berharap dapat membawa Conde untuk meninggalkan Guinea."Mantan presiden berada dan tetap di Guinea. Kami tidak akan tunduk pada tekanan apa pun," kata junta dalam pernyataan yang dibacakan di TV pemerintah.
Ouattara dan Akufo-Addo, mewakili 15 anggota Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS), mengadakan pertemuan terpisah dengan Conde di Istana Mohamed VI di Conakry.Namun mereka tidak dapat membawa Conde untuk meninggalkan Guinea.
Ouattara mengatakan kepada Radio-Television Guineenne (RTG) di bandara Conakry sebelum berangkat "Saya bertemu dengan saudara saya Alpha Conde, yang dalam kondisi baik. Kami akan tetap berhubungan."
Akufo-Addo kepada RTG mengatakan telah mengadakan pertemuan yang penuh dengan suasana persaudaraan dengan pemimpin kudeta Guinea Mamady Doumbouya dan rekan-rekannya. "Saya pikir ECOWAS dan Guinea akan menemukan cara terbaik untuk maju bersama.ECOWAS menuntut kembalinya aturan konstitusional sejak unit pasukan khusus menguasai istana kepresidenan, menahan Conde dan menyatakan dirinya bertanggung jawab," ujarnya.
Blok tersebut sepakat pada Kamis untuk membekukan aset keuangan junta dan kerabat mereka serta melarang para junta bepergian.
Para pemimpin kudeta Guinea mengadakan konsultasi selama seminggu dengan tokoh masyarakat dan pemimpin bisnis untuk memetakan kerangka kerja bagi pemerintahan transisi.