REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi pintu masuknya maksiat dan dosa. Salah satunya memandang dengan pandangan yang kedua.
Dikutip dari buku Ad-Daa wad Dawaa karya Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, pandangan merupakan pemandu dan utusan syahwat. Menjaga pandangan merupakan tindakan utama dalam menjaga kemaluan.
Barangsiapa mengumbar pandangannya, maka dia telah menggiring dirinya kepada kebinasaan. Nabi Muhammad SAW bersabda:
لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّمَا لَكَ الأُولَى، وَلَيْسَتْ لَكَ الأُخْرَى
"Janganlah kamu mengikutkan pandangan dengan pandangan berikutnya. Sebab, hanya pandangan pertama saja yang dibolehkan bagimu tidak untuk pandangan setelahnya." (HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Al-Baihaqi).
Disebutkan dalam al-Musnad, dari Nabi Muhammad SAW bahwasanya beliau bersabda: "Pandangan merupakan panah beracun dari anak-anak panah Iblis. Maka, barangsiapa menahan pandangannya dari kecantikan seorang wanita karena Allah, niscaya Allah akan memberikan kenikmatan dalam hatinya sampai hari pertemuan dengan-Nya."
Begitulah makna hadits tersebut.
Beliau juga bersabda:
"Tundukkan pandangan kalian dan jagalah kemaluan kalian." (Penggalan hadits riwayat Ahmad, Al-Hakim, Ibnu Hibban, Ibnu Abid Dun-ya, al-Khara-ithi, dan al-Baihaqi).