Pemkab Lebak Catat Lima Hektare Sawah Puso Akibat Banjir
Red: Bilal Ramadhan
Warga melihat kondisi areal persawahan yang terendam banjir di Desa Gubukan Cibereum, Lebak, Banten, Kamis (14/5/2020). Menurut warga setempat akibat luapan air sungai Cibereum yang terjadi sejak Rabu (13/5) malam, menyebabkan areal persawahan terendam banjir hingga tidak bisa dipanen | Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mencatat seluas 147 hektare sawah terendam banjir dan di antaranya lima hektare di Rangkasbitung puso.
"Kerugian akibat puso itu sebesar Rp 50 juta dengan biaya produksi rata-rata Rp 10 juta/hektare," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar.
Areal persawahan di Kabupaten Lebak yang terendam banjir seluas 147 hektare terdiri dari Kecamatan Cibadak seluas 110 hektare dan Rangkasbitung 37 hektare.
Tanaman padi yang tergenang banjir tesebut berumur 45-90 hari setelah tanam (HST). Namun, pihaknya areal tanaman padi yang gagal panen itu karena terendam banjir hingga dua hari.
Selama ini, kata dia, kekuatan tanaman padi hanya seharian dan jika lebih dua hari dipastikan batang tanaman padi membusuk. "Semua lahan sawah yang puso itu akan mendapat bantuan benih agar Oktober mendatang sudah melakukan gerakan percepatan tanam," kata Rahmat.
Sementara itu, Udin, seorang petani di Blok Sentral Kelurahan Rangkasbitung Barat Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya sangat terpukul tanaman padi siap panen, namun terendam banjir hingga tiga hari. Saat ini, batang tanaman padi yang sudah menguning membusuk.
"Kami berencana memanen padi seluas satu hektare pekan depan, namun dilanda banjir Selasa (13/9)," katanya.