REPUBLIKA.CO.ID, M Fajar Dwi Saputra (26 tahun), meninggal dalam kecelakaan pesawat perintis Rimbun Air jenis Twin Otter PK-OTW di Gunung Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pada Rabu (15/9). Pesawat itu ditemukan dalam keadaan hancur di hutan yang dalam dan curam.
Fajar merupakan Co-Pilot dalam pesawat yang hanya diisi tiga awak tersebut. Dia adalah anak bungsu dari dua bersaudara.
Ibunya, Sri Purwati (54), mengaku, sudah menerima takdir Tuhan bahwa putranya harus berpulang dalam menjalankan tugas. Tak hanya keluarga besar, Fajar putra kesayangannya itu meninggalkan seorang anak yang baru berusia 10 bulan.
"Dia meninggalkan seorang putra baru umur 10 bulan. Lagi lucu-lucunya," kata Sri saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, beberapa waktu lalu.
Sebelum kabar buruk yang menimpa keluarganya ini datang. Fajar sempat berkomunikasi dengan sang istri. Sekitar pukul 03.00 WIB, dia bersua melalui panggilan video. Tak ada firasat atau pertanda.
"Anak saya selalu setiap saat dia komunikasi. Dia setiap mau terbang atau mau landing menyempatkan video call," terang sang ibu.
Sri mengenang, jauh sebelum menjadi penerbang, Fajar pernah bercita-cita menjadi polisi. Namun, nasib mujur belum datang kepadanya. Fajar tak lolos saat tahap seleksi terakhir.