REPUBLIKA.CO.ID, SAN SIRO -- Inter Milan dilaporkan akan lama berjuang menghadapi kesulitan finansial mereka. Menurut laporan media Italia, La Repubblica, dilansir dari Football Italia, Ahad (19/9), Inter menderita kerugian 12 juta euro atau Rp 200 miliar per bulan.
Suning Group sebagai pemilik Inter Milan telah mengungkapkan situasi keuangan klub yang mengerikan hanya beberapa hari setelah memenangkan Scudetto Serie A musim 2020/21. Mereka melakukan langkah besar-besaran guna menyelamatkan keuangan di antaranya pemotongan biaya besar-besaran.
Di antara langkah itu termasuk penjualan Romelu Lukaku ke Chelsea dan Achraf Hakimi ke Paris Saint-Germain (PSG). Dari aktivitas penjualan dan pembelian pada bursa transfer musim panas, Inter mendapatkan keuntungan sebesar 130 juta Euro.
Mereka juga mendapatkan tambahan pendapatan dari sponsor baru Lenovo, Socios, Zytara, dan DigitalBits. Kendati demikian klub masih tetap berjuang keluar dari masalah keuangan dengan kerugian setiap bulan sebesar 12 juta Euro.
Suning meminjam dana sebesar 275 juta Euro dari Oaktree Capital pada Mei lalu. Mereka juga perlu mencari investor baru atau berisiko kehilangan kendali atas klub. Laporan tersebut juga mengeklaim komunikasi dengan grup investor asal Arab Saudi PIF, yang mencoba mengambil alih Newcastle United, dianggap tak terlalu kuat.
Inter Milan mendapatkan suntikan dana dari investor Oaktree Capital. Bloomberg melaporkan Sunning telah menyelesaikan operasi pembiayaan sebesar 275 juta Euro dengan Oaktree Capital. Dari jumlah tersebut, 242 juta Euro sebagai pinjaman dan sisanya yaitu 33 juta Euro untuk membeli saham Inter atau 31 persen saham.
Sunning memberikan jaminan jika dalam jangkan waktu tiga tahun tak bisa mengembalikan nilai pinjaman maka Oaktree Capital berhak mengambil alih saham Suning sebesar 68,55 persen. Dengan demikian Oaktree Capital berpotensi menjadi pemegang mayoritas Inter.