REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron akan melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam beberapa hari mendatang. Mereka bakal membahas tentang ketegangan diplomatik pasca-pembentukan aliansi AS, Inggris, dan Australia yang berujung pada pembatalan pembelian kapal selam asal Prancis oleh Negeri Kanguru.
"Akan ada pertukaran di telepon dalam beberapa hari mendatang," kata juru bicara pemerintah Prancis, Gabriel Attal, kepada saluran berita BFM, pada Ahad (19/9). Dia menyebut inisiatif dan permintaan untuk melakukan pembicaraan datang dari Biden.
Menurut Attal, dalam pembicaraan nanti, Macron akan meminta klarifikasi kepada Biden terkait pembentukan pakta pertahanan AS-Australia-Inggris. Sebab, setelah pakta itu dibentuk, Australia mengumumkan bakal membeli kapal selam bertenaga nuklir Amerika. Pada saat bersamaan, Canberra membatalkan kesepakatan atau kontrak pembelian kapal selam diesel-elektrik dari Prancis.
Kontrak pembelian kapal selam yang dibatalkan Australia dilaporkan mencapai sekitar 66 miliar dolar AS. “Kami ingin penjelasan,” kata Attal, seraya menambahkan bahwa AS harus menjawab apa yag tampak seperti pelanggaran besar kepercayaan antara dua negara sekutu.
Saat ini Prancis telah menarik duta besarnya untuk Australia dan AS. Pada Ahad pagi, Perdana Menteri Australia Scott Morrison membantah tuduhan Prancis bahwa negaranya berbohong perihal rencananya membatalkan kontrak. Morrison mengklaim telah menyuarakan keprihatinan atas kesepakatan itu sejak beberapa bulan lalu.