Senin 20 Sep 2021 11:58 WIB

Suriah Bahas Keamanan Perbatasan dengan Yordania

Selama ini Yordania berada di blok oposisi yang menentang rezim Assad di Suriah.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Foto: Reuters
Presiden Suriah Bashar al-Assad.

REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Menteri Pertahanan Suriah dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Suriah  Ali Ayyoub berkunjung ke Yordania untuk membahas stabilitas di perbatasan. Ini adalah pertemuan pertama kedua pihak soal keamanan di perbatasan sejak konflik Suriah pecah satu dekade lalu. Dalam konflik tersebut, Suriah dan Yordania berada di faksi yang berlawanan.

"Pembicaraan ini dalam rangka mengintensifkan perhatian pada koordinasi di masa mendatang mengenai semua isu yang menjadi kepentingan bersama," kata angkatan bersenjata Yordania dalam pernyataanya, Senin (20/9).

Baca Juga

Pertemuan tersebut digelar setelah angkatan bersenjata Suriah menggelar serangan besar untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai oposisi di selatan Suriah. Suriah juga berhasil merebut kembali Kota Deraa yang terletak di selatan ibu kota Damaskus.

Angkatan Bersenjata Yordania mengatakan Kepala Angkatan Darat Yordania Letnan Jenderal Yousef Hunati bertemu dengan Ayyoub untuk membahas situasi di Deraa. Mereka juga membahas isu-isu lain seperti perang melawan terorisme dan penyeludupan narkoba di daerah tersebut.

Selama dua bulan terakhir pasukan elite Divisi Empat Suriah yang pro-Iran telah mengepung lokasi pertama unjuk rasa menentang pemerintah tahun 2011 digelar. Sebelum pasukan keamanan pemerintah menindak keras demonstrasi dan memicu perang sipil.

Pada Agustus lalu Raja Yordania Abdullah salah satu sekutu dekat Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah berkunjung ke Moskow. Dalam kunjungan itu ia memuji Presiden Vladimir Putin karena pasukan Rusia telah membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad menstabilkan kembali Suriah.

Selama bertahun-tahun Yordania mendukung pemberontak yang didukung Barat mempertahankan posisi mereka di selatan Suriah. Hingga 2018 dengan bantuan kekuatan udara Rusia dan milisi yang pro-Iran, tentara Suriah berhasil merebut kembali provinsi tersebut.  

Berdasarkan kesepakatan yang ditengahi Moskow, ribuan pemberontak yang pernah menerima senjata dan bantuan melalui Yordania menyerahkan senjata mereka. Saat itu Rusia menjamin pada Israel, Yordania dan AS akan mencegah milisi pro-Iran memperluas kekuasaan mereka sampai perbatasan Dataran Golan yang diduduki Israel.  

Usai merebut kembali Kota Deraa pasukan pemerintah Suriah berhasil mengusai kembali beberapa kota dan desa yang masih melawan otoritas negara pada awal bulan. Diplomat-diplomat Barat mengatakan Yordania dan Israel memperingatkan menyebarnya sentimen pro-Iran di kalangan tentara Suriah.

Tentara Suriah

Menurut Amman dan Tel Aviv, milisi yang didirikan Teheran telah masuk ke dalam angkatan tentara Suriah. Milisi Hizbullah di Lebanon yang juga pro-Iran meningkatkan kehadiran mereka di Provinsi Quneitra yang berbatasan dengan Deraa.

Seorang sumber mengatakan pertemuan petinggi militer Suriah dan Yordania juga membahas tentang lonjakan penyelundupan narkoba dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintah Yordania yakin Hizbullah dalang jaringan penyeludupan narkoba di kawasan.

Hizbullah membantah tuduhan Barat berada di balik jaringan penyelundupan narkoba senilai miliar dolar AS. Jaringan tersebut memindahkan narkoba dari Suriah melalui Yordania untuk di ekspor ke negara-negara Teluk.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement