Senin 20 Sep 2021 14:00 WIB

Kisah Mata-Mata Muslimah Inggris di PD II Dijadikan Film

Film akan tayang perdana di bioskop Los Angeles pekan ini.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Kisah Mata-Mata Muslimah Inggris di PD II Dijadikan Film. Intelijen Muslimah Inggris di masa Perang Dunia II, Noor Inayat Khan. Ia dianugerahih Plakat Biru.
Foto: PA
Kisah Mata-Mata Muslimah Inggris di PD II Dijadikan Film. Intelijen Muslimah Inggris di masa Perang Dunia II, Noor Inayat Khan. Ia dianugerahih Plakat Biru.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Kisah seorang Muslimah bernama Noor Inayat Khan yang merupakan mata-mata wanita untuk Inggris pada Perang Dunia Kedua akan dijadikan film. Tokoh ini dikenal karena menyusup ke Prancis yang diduduki Nazi selama perang tersebut.

DIlansir di Washington Post, Ahad (19/9), cerita Khan yang akhirnya dieksekusi di kamp konsentrasi Dachau akan tayang perdana di bioskop Los Angeles pekan ini. Film pendek 17 menit ini dinamakan Liberté yang diambil dari kata terakhir yang diucapkan Khan. 

Baca Juga

Film ini adalah gagasan Sam Naz, seorang jurnalis yang beralih menjadi pembuat film keturunan Pakistan yang dibesarkan di Birmingham, Inggris. Ia membuat film selama masa karantina Covid-19 di Inggris tahun lalu. Ia juga memerankan peran utamanya. Naz merupakan pembawa berita di Sky News, saluran berita kabel terkemuka di negara itu.  

Naz mengatakan, setelah meneliti kisah Khan, dia menemukan keberanian untuk mengambil tugas menggambarkan mata-mata dan martir dalam drama. "Saya telah melihat dia begitu banyak, dan saya telah melihat ke dalam elemen yang berbeda dari hidupnya," kata Naz. 

“Saya merasa sangat dekat dengannya sehingga saya berpikir, saya ingin melakukan ini, dan saya ingin melakukannya sebaik mungkin,” katanya.

Film ini juga dibintangi oleh aktor Inggris Oliver Boot sebagai kepala intelijen Nazi Hans Josef Kieffer. Christopher Hanvey, yang menyutradarai dan ikut memproduseri film tersebut bersama Naz, adalah eksekutif kreatif di Anarchy! Inc., rumah produksi yang mendistribusikan Liberté. Dia juga tunangan Naz, hubungan yang memungkinkan keduanya bekerja sama selama aturan karantina ketat di Inggris tahun lalu.

Setelah pertunjukan selama satu minggu di Teater Lammele di Los Angeles, Naz mengatakan berharap memutarnya di London dan kemudian tersedia secara daring baik secara langsung maupun melalui layanan streaming.

“Kami pasti ingin menjangkau audiens seluas mungkin, pada akhirnya,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement